Selasa, 31 Juli 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #4-2









Sebelumnya



* * *

Renata mendekap Steve yang tengah asyik menyusu padanya di tengah nyamannya nursing room lantai dua gedung Menara Daha. Bayi berpipi bulat itu terlihat mengantuk. Renata tak hendak mengusiknya. Sambil bersandar dan memeluk erat Steve, ia menatap wajah Steve yang seutuhnya mewarisi tampannya wajah sang ayah.
  

Senin, 30 Juli 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #4-1










Sebelumnya



* * *


Empat


Lea diam-diam mengerutkan kening. Mata hatinya bisa menangkap adanya ketidakberesan. Sudah hampir satu minggu ini Renata jauh lebih pendiam daripada biasanya. Terhadapnya dan anak-anak, sikapnya tak berubah. Masih hangat dan penuh perhatian seperti biasanya. Tapi terhadap Rafael? Renata tak sedikit pun bersuara. Bahkan sudah beberapa hari ini berangkat kerja dengan membawa mobil sendiri. Dengan alasan mobilitasnya sedang tinggi karena harus banyak bertemu klien. Ia sama sekali tak tahu apakah memang benar seperti itu, atau cuma sekadar alasan saja.

Sabtu, 28 Juli 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #3-3










Sebelumnya



* * *


Sekeluarnya dari Menara Daha menjelang pukul setengah sebelas, Rafael mengembuskan napas lega. Akhirnya pekerjaannya longgar juga. Shipping produk ke Polandia berjalan lancar. Demikian pula dengan perluasan pabrik di Karawang. Sudah mencapai tahap akhir. Grafik kesibukannya saat ini sedang menurun, sebelum tergenjot lagi nanti menjelang pembukaan pabrik itu.

Jumat, 27 Juli 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #3-2










Sebelumnya



* * *


Wajah-wajah itu masih juga terbayang dalam benaknya. Wajah-wajah yang dua hari lalu dilihatnya terpampang pada layar laptop Renata.

Hmm.... Jadi dia istri Mas Rafael?

Adita menggeleng samar.

Seharusnya itu aku, kalau saja....

Kamis, 26 Juli 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #3-1









Sebelumnya



* * *


Tiga


Cabang kesepuluh Warung Ketan AV berjalan dengan baik dua mingguan ini. Walaupun berkelas kafe, sama seperti cabang-cabang kedai lainnya, Adita tetap menyelipkan kata ‘warung’ dalam nama kedainya, karena itu sudah jadi semacam merek dagang. Adita bisa bernapas lega.

Rabu, 25 Juli 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #2-2









Sebelumnya



* * *




Rafael terjaga ketika aroma wangi dan segar khas bayi menyapa hidungnya. Ketika ia meraba sampingnya, sudah tak ada lagi Renata di sana. Kelopak matanya masih terasa sangat berat, tapi ia memaksa diri membukanya. Dua sosok yang tertangkap matanya itu terlihat sedikit baur. Tapi tak perlu kacamata untuk mengenalinya. Apalagi ada suara cekikikan yang begitu menggelitik telinga. Dikembangkannya seulas senyum. Sesosok tubuh kecil beraroma khas itu pun hinggap di dadanya. Rafael memeluknya dengan hangat dan menciumi pipi bulat perjaka mungil berusia sebelas bulan itu. Steve, bayi lucu itu terkekeh geli.

Selasa, 24 Juli 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #2-1









Sebelumnya



* * *


Dua


Sabtu pagi yang cerah. Adita bangun dengan semangat yang baru. Seolah-olah ia memiliki kekuatan lebih untuk melenting secepatnya dari ranjang yang masih sangat hangat, dan secepatnya memeriksa Gwen. Nugra terlihat masih terlelap dengan wajah damai, membuat Adita terpaksa pelan-pelan turun dari ranjang agar tidak mengganggu tidur Nugra.

Senin, 23 Juli 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #1








Satu


Akhirnya....

Adita menatap berkeliling. Kafe kecil itu sudah siap untuk menerima tamu. Akan resmi dibuka besok menjelang siang. Kafe kesebelas yang ia miliki. Kali ini berada di Jakarta Selatan.

Sabtu, 21 Juli 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung - Epilog









Sebelumnya



* * *


Epilog


Pinasti menutup album foto besar yang ada di pangkuannya. Tangannya kemudian merengkuh dua orang anak perempuan yang duduk di sisi kanan dan kirinya. Satu berusia sepuluh tahun, satu lagi berusia tujuh tahun.

Jumat, 20 Juli 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung #22-3








Sebelumnya



* * *


Sudah terlalu banyak keajaiban yang menghampiri jiwa dan hidupnya. Alma sudah tak lagi berani bermimpi apa-apa. Termasuk bermimpi untuk berjumpa lagi dengan Alda. Mimpi terakhirnya tentang Alda masih melekat kuat dalam benak dan hatinya. Tak pernah pupus oleh guliran waktu. Bahwa Alda baik-baik saja di alamnya yang baru. Itu sudah lebih dari cukup baginya.

Kamis, 19 Juli 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung #22-2








Sebelumnya



* * *




Pagi-pagi sekali, ketika suasana masih temaram, Kresna sudah berada di area pemakaman di daerah belakang pondok Sentono dan Winah. Alma ada di sisinya. Kresna lama sekali terdiam dan terpekur di depan makam kecil yang ia masih ingat betul letaknya. Makam yang masih sangat terawat. Sesekali ia mengelus nisan makam kecil itu, membuat Alma yang melihatnya merasa terharu dan matanya mengaca. Kresna baru mengangkat wajah ketika pagi mulai terang.

Rabu, 18 Juli 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung #22-1









Sebelumnya



* * *



Dua Puluh Dua
Hadiah Indah
dari
Bawono Sayekti


Ketika suasana sudah meredup di Bawono Kinayung, rombongan itu sudah bersiap untuk berangkat ke Bawono Sayekti. Mereka menyusuri jalan setapak menuju sungai di belakang pondok Paitun. Di ujung jalan setapak itu, mereka berbelok ke kiri, dan sampai di dermaga kecil yang tak jauh dari belokan. Ada tiga buah sampan kecil mengambang di permukaan air. Masing-masing terikat pada tiang yang berbeda.

Selasa, 17 Juli 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung #21-2









Sebelumnya



* * *

Keesokan paginya, seusai sarapan, Alma segera mengajak Kresna untuk berpamitan pada Paitun dan Sentini. Tujuan mereka kali ini adalah padang rumput Bawono Kinayung. Paitun sudah menyiapkan bekal untuk mereka dalam keranjang rotan seperti biasanya.

Senin, 16 Juli 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung #21-1









Sebelumnya



* * *


Dua Puluh Satu
Menyusuri
Jalinan Kenangan


Para ajak sudah kembali berkumpul, menyebar di segala penjuru tepi danau, ketika Alma dan Kresna muncul bersama Janggo sekeluarga. Dengan riang mereka berfoto bersama dalam berbagai angle. Bersama Alma dan Kresna dalam satu kesatuan besar, bersama kelompok masing-masing, bersama kesatuan keluarga, dan berbagai gaya lainnya. Mereka bercakap dalam hening sejenak sebelum Alma dan Kresna meneruskan perjalanan ke padang bunga, dan para ajak beristirahat setelah bertugas di daerah masing-masing. Lolongan para ajak itu terdengar bersahutan saat mereka saling mengucapkan selamat tinggal.

Sabtu, 14 Juli 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung #20-3









 Sebelumnya



* * *

“Aku ingin melihat matahari terbenam,” Alma menoleh ke arah Kresna sambil mereka berjalan kembali ke pondok, setelah membaringkan Klepon dan Cenil di pembaringan masing-masing.

Jumat, 13 Juli 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung #20-2









Sebelumnya



* * *

Keesokan harinya, menjelang pukul sebelas siang, Alma dan Kresna sudah tiba di pondok Saijan. Laki-laki bertubuh tinggi tegap itu menyambut kedatangan keduanya dengan ramah. Ia kemudian membantu mengeluarkan barang-barang pasangan pengantin baru itu dari mobil. Semua ditata rapi di sudut beranda belakang. Setelah selesai, ia menatap Alma dan Kresna.

Kamis, 12 Juli 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung #20-1









Sebelumnya



* * *



Dua Puluh
Mentari Jingga
di
Dunia Teduh


Alma dan Kresna menghela napas lega setelah seluruh rangkaian acara pernikahan mereka usai diselenggarakan. Dua bulan setelah Kresna menyandang gelar doktor, Kresna dan Alma pun sah menyandang status sebagai pasangan suami-istri.

Rabu, 11 Juli 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung #19







Sebelumnya



* * *


Sembilan Belas
Tanda Ikatan Cinta


Kesabaran selalu membuahkan hasil yang indah. Setidaknya itulah yang saat ini dirasakan Alma. Ia menatap pantulan dirinya dalam cermin. Ia bukan lagi gadis remaja berusia tiga belas tahun yang baru saja terbangun dari mimpi buruk. Ia juga sudah bukan lagi gadis berusia akhir belasan tahun yang kegirangan karena telah menemukan pangeran impiannya. Waktu terus bergulir, dan ia makin dewasa.

Selasa, 10 Juli 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung #18-2








Selanjutnya



* * *



Yang pertama muncul siang harinya adalah Seta dan Erika, disusul kemudian oleh Kresna yang datang menjelang pukul satu.

“Tumben?” Wilujeng menyambut Kresna di depan pintu penghubung dapur dengan garasi. “Biasanya sebelum pukul dua belas kamu sudah nongol.”

Senin, 09 Juli 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung #18-1








Selanjutnya



* * *



Delapan Belas
Pada Beranda Hati


“Wil....”

Mendengar pintu kamar diketuk dan namanya dipanggil dari luar, Alma segera beranjak dari depan cermin dan membuka pintu. Seketika Riska mengerutkan keningnya. Alma tampak sudah rapi. Siap untuk bepergian.

Minggu, 08 Juli 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung #17-3










* * *


Sesuai dengan petunjuk Saijan, Seta mengarahkan mobil yang dikemudikannya masuk ke sebuah jalan tanah yang agak menanjak, mengarah ke kaki Gunung Nawonggo dari sebelah timur. Tak jauh dari awal mereka masuk, ada pertigaan dengan sebuah papan penanda yang tulisannya sudah mulai pudar. Yang kiri mengarah ke Bukit Trucuh, yang kanan adalah jalan alternatif menuju Jalur Sembrani. Saijan menunjuk arah kiri. Ke sanalah Seta membelokkan kemudi mobil.

Sabtu, 07 Juli 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung #17-2








Sebelumnya



* * *


Lewat sedikit dari pukul delapan pagi, Erika menunjuk ke satu arah di sebelah kanan. Seta melambatkan mobilnya. Sudah beberapa saat lalu mereka memasuki wilayah Sembilangan.

“Itu tokonya, Mas,” ucap Erika. “Kelihatannya baru buka.”

Jumat, 06 Juli 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung #17-1








Sebelumnya



* * *


Tujuh Belas
Belahan Jiwa,
Belahan Raga


Alma berbaring diam di ranjangnya. Semua kejadian dan pembicaraan di antara ia, Wilujeng, dan Kresna menjelang siang tadi, berputar dan berputar terus dalam benaknya. Ada pertanyaan yang terjawab, tapi ada lebih banyak lagi pertanyaan baru yang muncul ke permukaan. Dihelanya napas panjang.


Kamis, 05 Juli 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung #16-3








Sebelumnya



* * *


Alma mematut dirinya sejak selesai mandi. Sejauh ini, hampir setengah jam berlalu, ia sudah berganti pakaian tiga kali. Ketika menatap pantulan dirinya pada cermin, selalu saja ada bagian yang dirasanya kurang pas dan membuatnya kurang nyaman.

Rabu, 04 Juli 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung #16-2








Sebelumnya



* * *


“Sedang melamunkan apa, Jeng?”

Wilujeng tersentak mendengar teguran lembut itu. Mahesa mengambil tempat duduk di sebelahnya, di sofa teras belakang yang menghadap ke arah taman. Matahari mulai tinggi. Si kembar sudah berangkat ke kantor. Pelan, Mahesa melingkarkan lengan kirinya ke sekeliling bahu Wilujeng.

Selasa, 03 Juli 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung #16-1








Sebelumnya



* * *


Enam Belas
Keping-Keping Terangkai


Perubahan dalam diri Kresna, tentu saja tak luput dari ‘radar’ Wilujeng. Anak lelakinya yang satu itu sudah hampir seminggu ini muncul untuk menikmati sarapan bersama dengan diliputi aura yang lain daripada biasanya. Terlihat lebih ceria, bersemangat, tapi jadi sedikit lebih pendiam.

Senin, 02 Juli 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung #15-4








Sebelumnya



* * *



Mahkota bunga warna-warni itu jelas layu karena tersekap selama sekian puluh menit dalam mobil Kresna. Tapi si kecil Pinasti tak jadi cemberut, karena setelah Pinasti berpamitan dan menyalami ibu gurunya, Kresna menyambutnya dengan sebentuk mahkota bunga segar yang baru.

Minggu, 01 Juli 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung #15-3








Sebelumnya



* * *



Kresna masuk tanpa suara, dan menutup pintu di belakang punggungnya. Suasana penuh dengung bak gumaman ribuan lebah dalam ruangan itu berangsur senyap. Sekilas menatap seisi kelas sambil mengucapkan salam, yang segera disambut kor balasan dari seluruh mahasiswa-mahasiswi baru dalam kelas.