Senin, 30 Oktober 2017

[Cerbung] Rahasia Enam Hati #17







Sebelumnya



* * *



Tujuh Belas


Setelah berbasa-basi tentang kabar, cuaca, suhu udara, dan berbagai topik tak penting lainnya, barulah Sander menyatakan maksud kedatangannya. Ingin mengajak Sisi untuk mendampinginya menghadiri pemberkatan dan resepsi pernikahan Victor-Mila pada hari Minggu yang akan datang. Tapi jawaban Sisi membuat Sander terpaksa harus menelan kekecewaan.

Kamis, 26 Oktober 2017

[Cerbung] Rahasia Enam Hati #16










* * *


Enam Belas


Seandainya memiliki Ajian Bayangan Ganda, ingin rasanya Sander menggunakannya saat ini juga. Agar ia bisa meninggalkan bayangannya saja di ruangan ini, sementara raganya bebas mengembara ke setiap tempat yang diinginkan.

Senin, 23 Oktober 2017

[Cerbung] Rahasia Enam Hati #15










* * *


Lima Belas


“Jangan lupa, latihan dan briefing terakhir Rabu depan jam enam sore, ya!” Wulan, pemimpin Sanggar Tari Pancarwengi, memungkasi arahannya, tepat pukul enam Minggu sore itu.

Kamis, 19 Oktober 2017

[Cerbung] Rahasia Enam Hati #14







Sebelumnya



* * *



Empat Belas


Sesungguhnya Himawan tidak begitu suka bila acara berduanya dengan sang putri kesayangan terganggu. Tapi ia berusaha memaklumi maksud baik anak muda bernama Alfons ini. Menyapa orang yang lebih tua. Terlebih Alfons adalah salah satu bawahannya di tempat kerja.

Senin, 16 Oktober 2017

[Bukan Fiksi] Sekilas Tentang Teh ‘Warungan Wangi’




Yang sudah membaca cerbung “Rahasia Enam Hati” #13 yang tayang tadi pagi, pasti menemukan ada bagian yang bercerita tentang Sisi berdua dengan ayahnya kencan di sebuah restoran. Nama restorannya Godhong Gedhang. Sudah nggak asing lagi, kan? Resto antik fiktif yang satu ini menghidangkan (salah satunya) teh ‘warungan wangi’. Nah, kalau yang satu ini, bukan fiktif. Karena tehnya benar-benar ada. Di samping itu, salah satu komentar yang muncul di bawah episode itu membuat saya tergelitik untuk menulis artikel ini.

[Cerbung] Rahasia Enam Hati #13










* * *


Tiga Belas


Hari-hari cepat berlalu bagi Sisi karena kesibukannya menyelesaikan pesanan bersama para kru. Ketika hingga hari Jumat menjelang sore belum juga ada informasi dari Sander tentang pertemuan lanjutan mereka, Sisi tidak terlalu memikirkannya. Sejak awal ia memang tidak terlalu tinggi meletakkan harapan. Sander laki-laki yang sangat menarik, cukup mempesona. Tentunya gadis yang bergerombol di belakang laki-laki itu, mengantre untuk diajak berkencan, bukan hanya ia seorang.

Kamis, 12 Oktober 2017

[Cerbung] Rahasia Enam Hati #12








Sebelumnya



* * *


Dua Belas


Sander menunggu hingga mobil mungil Sisi meluncur keluar dari area parkir kedai sebelum ia masuk ke dalam mobilnya sendiri dan meninggalkan tempat itu. Seisi kabin mobilnya serasa bertaburan warna-warni indah dan alunan musik merdu. Pertemuannya dengan Sisi baru saja tak pelak akan diingatnya sebagai salah satu peristiwa paling indah yang hendak dikenangnya seumur hidup.

Senin, 09 Oktober 2017

[Cerbung] Rahasia Enam Hati #11









Sebelumnya



* * *


Sebelas


Lauren bukan seorang perempuan yang bawel dan ceriwis. Tapi tidak juga sependiam belakangan ini. Setidaknya itu yang tertangkap oleh radar Himawan. Ia melihat perempuan tercintanya itu sedang duduk mencangkung di depan belasan pot berisi aneka bebungaan warna-warni di teras samping.

Kamis, 05 Oktober 2017

[Cerbung] Rahasia Enam Hati #10










* * *


Sepuluh


Alunan musik dan rangkaian getar lembut itu perlahan-lahan mencerabut Sisi dari alam mimpi indahnya. Sejenak ia mengerjap-ngerjapkan mata. Berusaha menyatukan kembali jiwa dan pikirannya yang terasa tercerai-berai ke mana-mana. Setelah kesadarannya sedikit pulih, diraihnya ponsel dari sisi terjauh bantalnya. Tapi ponsel itu kini diam. Masih sambil mengerjap-ngerjapkan mata, Sisi berusaha mendapatkan siapa yang sudah meneleponnya nyaris tengah malam begini. Seketika ia mengerang.

Senin, 02 Oktober 2017

[Cerbung] Rahasia Enam Hati #9









* * *


Sembilan


Dengan semangat membara, sore itu Sander meluncurkan city car-nya dari arah Kuningan menuju ke Tebet. Pesan yang masuk ke ponselnya dari Anindya siang tadi masih diingatnya di luar kepala.

‘Jangan lupa jam 7 sore ini di Kedai Kopi Om James (yang tempat kita ketemuan kapan itu di Tebet).’