Jumat, 31 Agustus 2018

[Cerbung] Perangkap Dua Masa #3-1









Sebelumnya



* * *


Tiga


Alih-alih menurunkan dan meninggalkan Ingrid di depan gerbang Sanggar Tari Pancarwengi, Bimbim justru membelokkan mobil Ingrid yang dikemudikannya ke halaman luas sanggar itu. Mereka belum pernah ke sini sebelumnya. Tapi dilihat dari jajaran mobil dan motor yang ada di salah satu area, Bimbim bisa mengira-ngira di mana ia bisa parkir. Ingrid menoleh, menatapnya.

Kamis, 30 Agustus 2018

[Cerbung] Perangkap Dua Masa #2-3









Sebelumnya



* * *



Langit sudah menggelap sempurna. Bimbim menguap sambil duduk di sebuah bangku beton. Sejenak kemudian ia meregangkan punggung dengan mendorong kedua telapak tangan yang jemarinya saling bertaut tinggi-tinggi ke atas. Tatapannya tetap terarah pada sebuah food truck berwarna dasar kuning dengan variasi warna merah dan hijau yang cukup mencolok mata, yang berdiri kukuh tak jauh darinya.

Rabu, 29 Agustus 2018

[Cerbung] Perangkap Dua Masa #2-2









Sebelumnya



* * *



Begitu melihat Ingrid muncul, Inez yang baru bangun tidur segera lengket dalam dekapan sang bibi. Ingrid menciumi pipi bulat bayi cantik dan montok berusia delapan bulan itu, sementara ibu si bayi asyik melahap rujak buah yang dibelikan Endra. Berkali-kali Inez terkekeh kegelian. Membuat Ingrid makin bersemangat meng-uyel-uyel-nya.

Selasa, 28 Agustus 2018

[Cerbung] Perangkap Dua Masa #2-1









Sebelumnya



* * *


Dua


Ingrid buru-buru mengeluarkan ponsel dari saku kemejanya ketika merasakan benda itu bergetar. Ada sebuah pesan yang masuk melalui WhatsApp, dari nomor tanpa nama, dengan gambar profil sebuah meja kerja yang tampak cukup rapi. Ingrid mengerutkan kening ketika membaca pesan itu.

Senin, 27 Agustus 2018

[Cerbung] Perangkap Dua Masa #1









Satu


Sekilas Ingrid menatap jam dinding yang tergantung di atas pintu. Delapan menit lagi jadwal latihan akan berakhir. Ketika alunan gending yang berasal dari stereo set di sudut ruangan berhenti, ia pun bertepuk tangan dengan wajah riang.

Minggu, 19 Agustus 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #9-2









Sebelumnya



* * *

Rafael membiarkan air dingin dari pancuran di atas kepala mengaliri seluruh tubuhnya. Terasa sangat segar dan melarutkan segala resahnya. Resah yang timbul karena berbagai rasa yang berlarian secara acak dalam benak.

Sabtu, 18 Agustus 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #9-1









Sebelumnya



* * *

Sembilan


Sesungguhnya, jantung Adita berdebar dengan irama yang tak jelas. Bahkan terkadang ia khawatir jantungnya akan melompat keluar dari tubuh saking liarnya berontak. Ia sudah berharap Renata menolak undangan Nugra, supaya ia tak bertemu lagi dengan Rafael.

Tapi nyatanya?

Jumat, 17 Agustus 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #8-2









Sebelumnya



* * *

Rafael sedikit ternganga ketika menatap sejenak layar ponselnya. Ia baru saja mengunci pintu mobil setelah menjemput Sarah. Sambil menggendong Steve dan berjalan masuk ke dalam rumah, ia membaca sebuah pesan yang baru saja masuk. Dari Renata.

Kamis, 16 Agustus 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #8-1









Sebelumnya



* * *


Delapan


Pagi-pagi, Renata sudah berangkat dengan mobilnya sendiri. Bukan karena masih marah kepada Rafael, tapi karena ia memang harus langsung ke Tangerang Selatan. Hari ini adalah hari terakhir proyeknya di sana. Sebisa mungkin diselesaikan secepatnya.

Rabu, 15 Agustus 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #7-3









Sebelumnya



* * *


Di sela-sela kesibukan mempersiapkan pembukaan toko barunya, selalu saja ada waktu senggang. Membuat Nugra cukup sering terseret dalam lamunannya soal Adita. Sejujurnya ia sudah mulai lelah menghindari relasi hangat dengan Adita. Ia merindukan kehidupannya sebelum ini. Sebelum terjadi pertemuan tak sengaja antara Adita dan Rafael, disusul pertemuan disengaja yang hingga detik ini masih juga tak diungkapkan Adita.

Selasa, 14 Agustus 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #7-2









Sebelumnya



* * *



Renata tidak kembali lagi ke kantor setelah menyelesaikan urusan dengan klien di daerah Cideng. Jamnya tanggung sekali. Pukul 3.21 menjelang sore hari. Maka ia memutuskan untuk menghabiskan waktu di Kafe Cherie, yang ada di sebelah gedung Menara Daha. Seorang pramusaji menyambutnya dengan ramah ketika ia membuka pintu kaca.

Senin, 13 Agustus 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #7-1









Sebelumnya



* * *


Tujuh


‘Renata melihat kita makan siang di Lounge Ex beberapa hari lalu. Dia marah padaku sampai detik ini. Tak sedikit pun memberi kesempatan padaku untuk menjelaskannya. Aku harus bagaimana?’

Ponsel di tangan Adita hampir saja meluncur jatuh. Sekali lagi, dibacanya rangkaian kata yang terpampang di layar ponselnya itu.

Sabtu, 11 Agustus 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #6-6









Sebelumnya



* * *



Sejenak Lea menghentikan langkahnya di depan pintu ruang baca yang tertutup rapat. Beberapa menit lalu ia terjaga, merasa haus, dan beranjak keluar dari kamar untuk mengambil segelas air minum di dapur. Ketika melintas di depan ruang baca, ia mendengar ada pembicaraan dalam suara rendah yang sayup-sayup sampai ke telinganya. Sepertinya bukan pembicaraan biasa. Membuatnya memutuskan untuk berhenti sejenak dan menguping. Apalagi diingatnya, tadi sore Renata pulang dari kantor dengan wajah lelah dan keruh.

Jumat, 10 Agustus 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #6-5









Sebelumnya



* * *


Pelan-pelan, Nugra menghenyakkan punggungnya ke sandaran sofa teras belakang. Pendar cahaya lampu kebun belakang seredup hatinya. Tangan kirinya terangkat, beberapa kali mengusap wajahnya.

Kamis, 09 Agustus 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #6-4









Sebelumnya



* * *



Begitu sosok Rafael tak tampak lagi di lobi kantor kecil itu, Indina segera mengangkat gagang telepon, menghubungi ruang kerja Renata.

“Mbak Ren, Pak Rafael sudah ambil kunci mobil,” bisik Indina. “Aku bilang seperti pesan Mbak.”

Rabu, 08 Agustus 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #6-3










Sebelumnya



* * *


“Mbak Ren meeting dengan klien di luar, Pak,” ucap Indina – resepsionis Savannah and Co. merangkap sekretaris Donny – sambil menyerahkan kunci mobil pada Rafael. “Katanya, mau langsung pulang.”

Selasa, 07 Agustus 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #6-2











* * *


Berhari-hari Adita gelisah, berhari-hari pula ia mencoba menutupinya dengan berusaha bersikap seperti biasa. Ia sendiri merasa bahwa usahanya itu tak seratus persen berhasil. Untungnya, Nugra sedang sangat sibuk dengan urusan pembukaan toko barunya. Jadi, frekuensi pertemuannya dengan Nugra agak jauh berkurang setiap harinya.

Senin, 06 Agustus 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #6-1









Sebelumnya



* * *


Enam


Nugra mulai bisa bernapas lega kini. Penataan toko barunya sudah mulai berwujud. Persis seperti desain Renata yang sudah disetujui dan sangat disukainya.

Sabtu, 04 Agustus 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #5-3









Sebelumnya



* * *


Selesai memandikan dan mendandani Steve, Rafael segera menyerahkan bayi tampannya pada Lea. Sarah yang muncul tak lama kemudian dalam kondisi sudah wangi, rapi, dan segar, segera mengambil alih adiknya, dan menggendongnya ke teras.

Jumat, 03 Agustus 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #5-2









Sebelumnya



* * *


Meeting yang diseling dengan istirahat makan siang tadi berlangsung cukup alot. Dimulai beberapa menit lewat dari pukul sepuluh, baru selesai selewat pukul tiga. Renata kembali ke ruang kerjanya. Setelah meletakkan laptop baik-baik di atas meja kerja, ia menghempaskan tubuh ke sofa. Diembuskannya napas panjang.

Kamis, 02 Agustus 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #5-1









Sebelumnya



* * *


Lima


Rafael tercenung di depan laptop. Semalaman ia memikirkan ide Sarah, yang diungkapkan gadis kecilnya itu kemarin menjelang sore.

Menulis surat. Email. Hmm....

Rabu, 01 Agustus 2018

[Cerbung] Kuncup Mawar dan Selembar Kenangan #4-3









Sebelumnya



* * *



Seusai makan siang dengan Renata, Rafael memutuskan mampir sejenak saja ke kantornya untuk mengambil tas dan berpamitan pada sekretarisnya, sebelum membawa Steve pulang. Bayi montok itu masih juga terlelap ketika Rafael membaringkannya dalam baby car seat yang sudah ia atur ulang. Sesudah memastikan bahwa Steve aman dan nyaman, barulah Rafael meluncurkan mobilnya pelan-pelan meninggalkan basement Menara Daha.