Senin, 14 Januari 2019

[Cerbung] Portal Triangulum #12-1








Sebelumnya



* * *


Dua Belas


Aku harus bagaimana?

Kana menatap langit-langit kamarnya. Menghitung pendar warna-warni ‘bintang’ yang berkelip secara acak di sana. Pendar ‘bintang’ yang dilukis Moses dengan cat yang bisa berpendar dalam gelap. Menatap titik-titik bercahaya itu, mendadak saja Kana teringat Moses.

Sedang apa dia di sana?

Kana bangun dan meraih alat komunikasinya. Ia tak tahu sudah seberapa jauh fajar tertinggal di Catana. Tapi ketika menyadari bahwa Moses berhak untuk menikmati masa cutinya, ia mengurungkan niat untuk mengirimkan pesan kepada laki-laki itu. Sebagai gantinya, ketika ia menatap layar alat komunikasi, didapatinya bahwa Jim Alvez adalah salah satu nama yang paling sering dihubunginya.

Dengan sedikit ragu, dibukanya profil ‘Jimbo’, demikian ia selalu menyebut Jim Alvez. Dipilihnya mode pesan untuk membuka komunikasi dengan Jim. Tak ada tanda bahwa Jim sedang dalam jaringan di seberang sana. Tapi ia tetap mengungkapkan perasaannya melalui sebuah pesan panjang kepada laki-laki yang sudah dianggapnya sebagai abang sendiri itu.

‘Hai, Jimbo!
Aku kedatangan tamu penting sore tadi. Kupikir itu dirimu, karena datang tanpa pemberitahuan. Ternyata ...
Jadi begini, Jim. Beberapa waktu lalu aku bertemu dengan seorang laki-laki yang aku sulit menggambarkan seberapa besar ketertarikanku padanya. Kira-kira, seperti rasamu ketika jatuh cinta kepada Lily. Kuharap dirimu paham maksudku.
Daaan ... aku tidak bertepuk sebelah tangan. Dia pun merasakan hal yang sama. Tahu rasanya, Jim? Aku bahagiaaa sekali!
Masalahnya ... Dia berasal dari planet lain. Bahkan dari galaksi lain. Ada dua opsi yang sudah dia pikirkan. Aku pindah ikut dia, atau dialah yang pindah ke sini.
Masalahnya ... (yang kedua), aku suka pekerjaanku di sini. Aku cinta pekerjaanku. Apalagi setelah Barracuda gemblung itu tak ada lagi. Barangkali benar akan ada pekerjaan lain yang menungguku di sana. Tapi dia sudah memikirkan hal lain. Dia bersedia pindah ke sini. Memulai karir baru dari nol. Padahal dia sudah amat sangat mapan di tempat asalnya. Kedudukannya sangat tinggi.
Apakah memang harus sebesar itu sebuah pengorbanan hanya demi cinta, Jim? Dia memang tidak menuntut jawaban secepatnya. Karena ini menyangkut masa depan yang sangat panjang. Dia tak ingin hubungan kami berakhir seperti hubungan kedua orang tuanya. Pernikahan antar galaksi, aku tahu memang tak pernah mudah untuk dilakoni. Tapi dirimu sendiri tahu, kan? Aku tak punya keluarga di sini. Hanya ada kawan-kawan dekat seperti Moses, dirimu, dan beberapa rekan kerjaku sekaligus tetangga apartemen di sini.
Oh, ya, mengenai Moses. Dia tampaknya kecantol pemimpin tertinggi Catana, Andromeda. Dan, tampaknya pula, dia juga tidak bertepuk sebelah tangan. Kalau dia, tampaknya sudah hampir pasti akan pindah ke sana kalau hubungan mereka berlanjut.
Menurutmu, aku harus bagaimana? Tak perlu sengaja meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaanku, Jim. Lakukan saja sesenggangmu. Dia juga sudah memintaku untuk berpikir baik-baik sebelum memutuskan. Dan, dia sudah pulang malam ini juga. Sementara ini sudah cukup bagi kami untuk mengetahui isi hati masing-masing.
Terima kasih sebelumnya, ya, Jim. Salam buat Lily dan anak-anak.
Salam,
Adikmu Kana.

Setelah ‘curhat’ seperti itu, hati Kana terasa lega. Ia pun menyimpan alat komunikasinya di dalam laci meja. Kemudian ia kembali berbaring.

* * *

Sejujurnya, Gematri gamang memikirkan bagaimana kelanjutan hubungannya dengan Kana. Dengan mata kepala sendiri, ia sudah pernah menyaksikan bagaimana kehancuran keluarganya dimulai. Ibunya, Azayala, adalah seorang perempuan cerdas yang selalu ingin maju. Demi cintanya kepada ayahnya, ibunya meninggalkan karier gemilang sebagai seorang peneliti di Gerose dan pindah ke Ancora.

Awalnya, Azayala bergabung dengan lembaga penelitian independen di Ancora. Sejak kecil, Gematri sudah akrab dengan suasana laboratorium dalam lembaga penelitian itu. Azayala sering mengajaknya. Ia melihat bagaimana ibunya bekerja tanpa meninggalkan kewajiban untuk menjaga dan mengasuhnya.

Ayahnya sendiri sibuk sebagai seorang ketua partai berkuasa di Ancora. Walaupun demikian, Canebou – nama ayahnya itu – selalu bisa meluangkan waktu untuk sang putra tunggal. Bahkan sering juga Gematri diajaknya melihat-lihat ruang kerja dan markas besar partai itu di pusat kota.

Hingga akhirnya kebahagiaan itu perlahan menguap ketika partai yang dipimpin ayahnya berselisih paham dengan lembaga penelitian tempat Azayala bergabung. Pemerintah Ancora yang sebagian besar merupakan orang-orang partai Canebou membekukan seluruh operasional lembaga penelitian itu.

Kejadian itu berimbas pada hubungan Canebou dan Azayala. Tak terkira betapa marahnya Azayala kepada Canebou. Kemarahan yang membuatnya ingin berpisah dari Canebou dan meninggalkan Ancora. Pada awalnya ia berharap bisa membawa Gematri keluar dari Ancora. Tapi undang-undang kewarganegaraan Ancora tak punya celah sedikit pun.

Secara tegas, salah satu undang-undang Ancora menyatakan bahwa setiap anak, baik laki-laki maupun perempuan, yang dilahirkan dari pernikahan campur dengan orang Ancora, akan sepenuhnya menjadi milik keluarga Ancora. Sementara itu, undang-undang Gerose yang lebih lentur tak menyebutkan ketentuan yang sama. Harapannya kandas. Ia harus berpisah pula dengan Gematri saat putranya itu berusia sepuluh tahun.

Komunikasi Gematri dengan Azayala terputus total selama bertahun-tahun. Baru tersambung lagi belasan tahun kemudian, beberapa tahun lalu, setelah Canebou tiada. Ada banyak kemarahan Gematri terhadap Azayala yang menguap setelah ia bertemu dengan Salindri, saudara jauhnya yang berasal dari Bhumi.

Salindri menjadi utusan khusus Bhumi untuk menghadiri upacara pemakaman Canebou, yang pada saat kematiannya masih menjabat sebagai ketua Federasi Galaksi Andromeda. Pada sebuah pertemuan pribadi seusai upacara pemakaman, Salindri membawanya memasuki frekuensi khusus tempat Salindri menyimpan salinan memori semua pembicaraan yang pernah dilakukannya dengan Azayala.

Sedikit demi sedikit prasangkanya terhadap keegoisan sang ibu meluntur. Kini, ia memahami seberapa besar pengorbanan ibunya untuk bertahan di Ancora. Membuat rasa hormatnya muncul kembali dan makin tebal. Hingga pada suatu saat ia mencoba untuk menghubungi Azayala dan memulihkan hubungan baiknya dengan sang ibu.

Sayangnya, belakangan ini ibunya menolak untuk kembali ke Ancora walaupun ayahnya sudah tiada. Dan, ia belum menemukan cara yang tepat untuk memulai kebersamaan itu. Sekaligus, sama sekali tak ingin hubungannya dengan Kana nanti sama kandasnya seperti keadaan keluarga tempat ia lahir dan tumbuh.

Gematri menghela napas panjang. Ia tersentak ketika getaran pada pesawatnya bertambah keras. Segera ia mematikan mode auto-pilot dan mengembalikannya ke mode manual. Ia sudah hampir sampai di ujung portal yang membuka ke Ancora.

Beberapa belas detik kemudian, pesawatnya melewati gerbang portal dengan cukup mulus. Pulang. Sementara waktu kehidupannya masih akan berkutat di Ancora, sambil menunggu jawaban Kana.

* * *


Ilustrasi : www.pixabay.com (dengan modifikasi)