Saya belum pernah berkunjung ke Spanyol / Madrid. Sama sekali! Jadi setting liburan Miss Cempluk di Madrid murni saya dapatkan dari referensi luar alias bukan pengalaman pribadi. Dari mana dapatnya? Google map dan google search yang mengarahkan saya ke berbagai macam situs maya dan blog tentang Spanyol dan (khususnya) Madrid.
Merencanakan liburan Miss Cempluk seperti merancang liburan untuk diri sendiri. Mulai dari perjalanan berangkat, ngapain aja di sana, menginap di mana, dan apa saja yang bisa dieksplorasi.
Nggak mungkin engklek dari Jakarta ke Madrid. Pasti terbang pakai pesawat dunkz! Pakai kapal laut bisa, tapi nggak umum. Detail penerbangan itu saya cari melalui google search. Dan dari belasan situs dan artikel yang saya baca, barulah saya secara utuh mendapatkan gambaran jalur penerbangan Jakarta-Madrid beserta waktu keberangkatan dan lamanya perjalanan.
Penerbangan beres, ganti puyeng memikirkan si Papa dan Mama Cempluk ini tinggal di mana di Madrid. Saya cari di google search lagi, dengan kata kunci 'sewa apartemen di Madrid'. Banyak pilihan. Saya jatuhkan jari saya di Apartamentos Sandoval. Ada berbagai artikel yang mengulas apartemen ini, plus pencarian di google map. Dari situ saya tahu bahwa apartemen ini letaknya di Calle de Sandoval. Daerah pemukiman di distrik Chamberi yang dikelilingi berbagai fasilitas penunjang hidup yang cukup lengkap. Ada di peta dan gambar di bawah ini.
|
Apartemen Sandoval terletak di ruas jalan (Calle) de Sandoval
|
|
Apartemen Sandoval terletak di daerah kelas menengah, dikelilingi berbagai fasilitas seperti klinik, apotek, berbagai toko, dan macam-macam restoran |
|
Gambar fisik Apartemen Sandoval, diambil dari google map street view
|
Dari google map pula saya dapatkan jarak dari Apartamentos Sandoval ini ke Bandara Madrid-Barajas dan KBRI. Besarannya cukup masuk akal untuk tempat tinggal. Jadi mantap saya tetapkan Apartamentos Sandoval sebagai tempat tinggal ortu Miss Cempluk.
|
Apartemen Sandoval terletak 14 km dari Bandara Madrid-Barajas ... |
|
... dan 7,2 km dari KBRI |
Setelah itu beres, mulailah merancang kira-kira ke mana saja tempat yang paling penting untuk dikunjungi lebih dulu dalam waktu seminggu pertama saat Rinnel masih ada. Berhubung Rinnel dalam ceritanya masih akan datang lagi kemudian, maka minggu pertama dibuat santai saja. Hanya nempel-nempel ortu, nongol sebentar di KBRI, berbelanja mingguan, mengunjungi Museo del Prado, Palacio Real, dan menonton tari flamenco.
|
Tampak depan Palacio Real, diambil dari inzumi.com
|
|
Salah satu ruangan dalam Palacio Real, diambil dari wikimedia.org (bukan wikipedia.org) |
|
Salah satu fresco di langit-langit ruangan, diambil dari wikipedia.org |
|
Ruang penyimpanan ramuan farmasi, diambil dari wikipedia.org |
|
Ruang penyimpanan koleksi baju zirah, diambil dari wikipedia.org |
Sebetulnya, biasanya, ada pertunjukan flamenco 'jalanan' setiap akhir pekan di beberapa taman. Tapi Rinnel harus kembali ke Singapura pada akhir minggu. Jadi, menonton flamenco-nya sekalian saja dibuat yang 'beneran', yang mewah, yang 'resmi', sebelum Rinnel kembali ke Singapura. Dengan sekalian bersantap malam.
Ada 3 pilihan tempat teratas dalam rekomendasi untuk menonton flamenco sambil makan malam. Cafe de Chinitas, Corral de la Moreria, dan Casa Patas. Awalnya saya pilih Cafe de Chinitas. Tapi setelah membaca review dan menggali referensi lebih dalam, Cafe de Chinitas terpaksa saya skip. Lalu saya beralih ke Corral de la Moreria. Saya simpan dulu infonya sambil coba menggali info tentang Casa Patas. Dan hasilnya, keluarga Wirahadi saya giring saja ke Corral de la Moreria, yang infonya (di corraldelamoreria.com) jauh lebih lengkap bahkan sampai ke gambarnya, harga tiketnya, menu makanannya, waktu pertunjukannya, dan berapa orang pastinya yang ada dalam sekelompok pertunjukan tari flamenco itu (bahkan nama-nama personilnya pun ada).
|
Restoran Corral de la Moreria terletak di Calle de la Moreria, ruas jalan dengan jalur satu arah |
|
Plang penanda Restoran Corral de la Moreria, diambil dari google map street view |
|
Ruang dalam Restoran Corral de la Moreria, ada panggung untuk pertunjukan tari flamenco, diambil dari traveloutthere.com |
|
Sensualitas yang tetap terkendali, diambil dari traveloutthere.com |
|
Feminin vs maskulin, diambil dari google map street view |
Minggu berikutnya tersisa Miss Cempluk dan Dipa saja 'turis nyasar' dalam keluarga Wirahadi. Karena laki-laki biasanya nggak terlalu ribet dengan urusan oleh-oleh, maka perlu memasukkan adegan belanja oleh-oleh yang akan dibawa pulang ke Indonesia oleh Miss Cempluk. Flea market adalah tujuan utamanya. Maka nyemplunglah sekeluarga itu ke El Rastro, flea market terbesar di Madrid (bahkan kabarnya terbesar di Eropa) yang buka hanya pada hari libur saja. Dan satu-satunya hari libur tanggal merah yang tersisa dalam kalender liburan Miss Cempluk hanya hari Minggu itu.
|
El Rastro hanya 2,6 km saja jaraknya dari Apartemen Sandoval. Jalan kaki bikin ngos-ngosan dan basah kuyup keringatan karena suhu musim panas Madrid hampir menyamai suhu Jakarta sehari-harinya |
|
Suasana flea market El Rastro, diambil dari madridtourist.info |
|
Penjual syal cantik aneka warna di El Rastro, diambil dari eropa.panduanwisata.id |
|
Habis belanja-belanja, enaknya makan tapas, aneka cemilan khas Spanyol, diambil dari eyeonspain.com |
|
Aneka tapas lainnya, diambil dari wikipedia.org |
Lokasi hari berikutnya adalah pasar tradisional (mercado). Mercado de la Cebada yang buka jam 9 pagi sepertinya perlu dikunjungi. Supaya belanja mingguan nggak di pasar swalayan melulu. Berbagai gambar Mercado de la Cebada di bawah ini diambil dari wikimedia.org.
Dan bab liburan Miss Cempluk ini saya tutup dengan sedikit obrolan ayah-anak perempuannya di sebuah taman, Plaza de Olavide yang jauhnya hanya sekitar 500 m dari Apartamentos Sandoval. Kemudian dia terbang kembali ke Indonesia pada akhir minggu kedua.
|
Cukup jalan kaki 6 menit saja dari Apartemen Sandoval ke Plaza de Olavide |
|
Air mancur di tengah Plaza de Olavide, diambil dari artedemadrid.wordpress.com |
|
Beberapa kursi taman di Plaza de Olavide, diambil dari absolutmadrid.com |
Buat saya (yang cuma penulis fiksi abal-abal ini), sulit sekali merangkai begitu banyak informasi dan referensi hingga penjabaran-penjabaran singkatnya bisa masuk ke dalam satu bab dan cukup lengkap tanpa saling bertentangan. Alias butuh membaca puluhan artikel dan review plus memelototi google map hanya untuk menuliskan satu bab ini saja, yang terpaksa dipecah jadi 3 bagian. Hingga ketiga bagian itu jadi satu kesatuan utuh tentang liburan Miss Cempluk di Madrid beserta segala macam detailnya.
Butuh memeras otak dan menyediakan waktu lebih untuk mengolah dan menggambarkan berbagai detail sederhana dengan tutur bahasa saya sendiri dalam setting cerita seperti itu. Pun di hampir semua fiksi saya yang lain. Apalagi saya sama sekali nggak ada pengalaman secara fisik mengunjungi tempat-tempat itu.
Semua gambar dan info yang sama bisa diterjemahkan lain oleh setiap penulis. Dilukiskan dengan olah bahasanya sendiri. Itu yang membentuk karakter berbeda dari tiap penulis. Sesuatu yang memberi 'jiwa' dan 'rasa' sebuah fiksi. Kalau terbiasa comot 'matengan', ya akan susah sekali menemukan karakter. Akibatnya akan jadi suatu sajian yang hambar.
Beginilah jungkir balik saya dalam mencari, mengumpulkan, mengolah, dan menyarikan referensi untuk menggambarkan detail dalam suatu setting. Bukan pada cerbung ini saja, tapi juga pada fiksi-fiksi saya lainnya. Oleh karenanya saya tidak pernah rela bila ada yang begitu saja mengambil tanpa ijin dalam bentuk 'matengan' setting beserta semua detailnya dalam sebuah fiksi yang sudah setengah mati saya olah dan gambarkan.
Silakan pakai cara dan metode yang saya gunakan untuk mengumpulkan dan mengolah referensi, tapi jangan main serobot tanpa ijin bentuk 'matengan'-nya. Dikiranya menggambarkan detail setting itu nggak pake mikir, apa?
Selamat siang...
Siapa tahu penulisnya bisa destinasi beneran ke sana
BalasHapusWhoaaa... Kalo itu sih amin bangeeet... 😘😘😘
Hapussalut benar buat Mbak Lis....yg fiksi-fiksi tak sekedar fiksi belaka berbagai cara ditempuh untuk tidak jauh dari nyata....dengan banyak membaca dan mempelajarinya...waah..nek aku gak sanggup ketoke mbak...karena waktu dan badan tak memungkin berlama-lama di depan lepi...salut dan keren banget buat mbak Lis..
BalasHapusSegala cara yang halal lho, Mbak... Hehehe...
HapusMakasih singgahnya ya 😘😘😘
Andai kita bertiga bisa duduk-duduk sore di plaza de olavide ya jeng...
BalasHapus#aaammmiiinnn
I hope... 😍😍😍
HapusNulis gada beban kambek niat 'n rasa cinta cene hasile laen mba.
BalasHapusIsie penuh.
Rasae kaya.
Gurih.
Racike pas.
Garai sing baca gaisa pindah.
Kecanduan.
Angkat topi gae pean mb Lis.
Cepet nambahe wis meh 400 ribu sing mertamu kesini.
Toooop !!!!
Ayas dadi gatel kepengen kolem komen Nya wkkkkkkk
HapusTa amini ae jarene ojob Nya. Nimbangane ayas dicokoti terus wkkkkkk
Setor jwempol ae es yoh
Suwun yo, rek... Sampe sepicles akuuu... 😍😍😍
HapusMantapp mba lizzz
BalasHapusMakasih banyak, Mbak Mila... 😘😘😘
HapusWaah kerreeeen abis neeeh......Mba Lizz sekaliber Dan Brown...... Memadukan antara grafis dan deskripsi.......ditunggu wisata kata yg lainnya.....bener2 luarrrbiasa..... �� �� �� ��
BalasHapusHehehe... Ati-ati lho, Mbak. Dan Brown bisa tersinggung berat kalo kalibernya disamain dengan penulis fiksi abal-abal kayak aku 😁😁😁
HapusMakasih mampirnya ya...
Ngelu lho mbk gawe setting tempat ngono kui... Aku juga menghindari setting fiktif klo menghadirkan negara atau kota..
BalasHapusKeren mb lis bikine... Sip
Makasih banyak atas singgahnya, Mas/Mbak/Pak/Bu/Om/Tante...
HapusNggak bisa menerka ini siapa. Abis nggak ada namanya 😳😳😳