Kamis, 30 Maret 2017

[Cerbung] Affogato #24








Sebelumnya  



* * *


Dua Puluh Empat


Pulang...

Jarak yang tidak terlalu jauh dari rumah sakit menuju ke rumah diwarnai macet parah Jumat siang itu. Panas terik yang terlihat di luar jendela mobil sejenak membuat Prima pening walaupun hawa di dalam mobil terasa cukup dingin. Tanpa sadar, ia menyandarkan kepalanya ke bahu Olivia.

Selasa, 28 Maret 2017

[Cerbung] Affogato #23-2










* * *


“Mbak Mimin ke mana saja?” bisik Prima.

“Aku... aku...,” Minarti mendegut ludah.

Kejadian itu sudah berlalu hampir 27 tahun lamanya, tapi masih tetap terasa segar dalam ingatan Minarti.

Senin, 27 Maret 2017

[Cerbung] Affogato #23-1








Sebelumnya  



* * *


Dua Puluh Tiga


Dengan seizin Olivia, Carmela bolos ekskul hari Sabtu ini. Si bungsu itu ingin seharian penuh menemani sang ayah. Sejak Senin hingga Jumat kemarin, kesempatan untuk menemani Prima sangat terbatas. Hanya bisa dilakukannya seusai sekolah hingga maksimal pukul sembilan malam.

Jumat, 24 Maret 2017

[Cerbung] Affogato #22-2








Sebelumnya  



* * *


Dengan telaten Olivia menyuapkan sedikit demi sedikit puding buah dengan saus berries smoothie pada Prima. Sambil menyuapi, Olivia mengajak Prima mengobrol tentang berbagai hal ringan.

Sebetulnya, ingin rasanya Prima bertanya pada Olivia tentang Miko. Sejak ia sadar dan bisa mengingat keberadaannya di sini, belum sekali pun ia melihat pemuda itu. Yang setiap kali dilihatnya justru Luken. Muncul setiap sore sepulang kerja. Selalu menanyakan apa yang dibutuhkannya, Olivia, Maxi, dan Carmela.

Kamis, 23 Maret 2017

[Cerbung] Affogato #22-1








Sebelumnya  



* * *


Dua Puluh Dua


Prima mengerjapkan mata. “Ini hari apa, ya, Liv?”

“Kamis, Pa,” jawab Olivia yang sedang berdiri di sebelah ranjang untuk membenahi selimut Prima. “Kenapa? Ingin pulang?”

Selasa, 21 Maret 2017

[Cerbung] Affogato #21-2








Sebelumnya  



* * *


Semua hal seolah berbaur jadi satu. Melayang-layang dalam benaknya. Lalu bayang-bayang baur itu perlahan berubah bentuk menjadi wajah-wajah yang dikenalinya dengan sangat baik. Olivia, Carmela, Maxi... Terakhir dengan sedikit samar ia mengenali sosok lain yang seolah memanggilnya untuk naik ke atas ranjang. Menggodanya dengan tubuh yang berpakaian minim. Tapi hal terakhir itu mendadak membuatnya mual.

Senin, 20 Maret 2017

[Cerbung] Affogato #21-1








Sebelumnya  



* * *


Dua Puluh Satu


Bunyi ponsel yang seolah tak ingin ada jeda membuat Arlena terjaga. Sejenak ia mengerutkan kening ketika menyadari tertidur di mana. Ia tidak berada di ranjang di dalam kamar, tapi di sofa ruang tengah. Sekilas ia teringat apa yang sudah ia alami.

Jumat, 17 Maret 2017

[Cerbung] Affogato #20-2








Sebelumnya  



* * *


Olivia berdiri mematung di depan kaca bening viewing gallery (ruangan khusus untuk 'menjenguk' pasien yang dirawat di ruang intensif). Masih tidak percaya bahwa sosok yang terbaring di bed ruang ICU itu adalah ayahnya. Laki-laki yang terlihat selalu prima seperti nama yang disandangnya itu kini terbaring tak berdaya dengan berbagai selang dan kabel menempel di tubuh, yang terhubung dengan berbagai alat yang membuatnya merasa miris.

Kamis, 16 Maret 2017

[Cerbung] Affogato #20-1








Sebelumnya  



* * *


Dua Puluh

Apa yang terlihat di balik pintu ruang baca yang terbuka sedikit membuat Arlena membatalkan niatnya sejenak menyepi di sana. Ada Prima di dalam. Tengah duduk menghadap ke meja tulis, sibuk dengan laptopnya. Tampak nyaman di bawah kipas angin besar yang berputar cukup kencang di langit-langit ruangan.

Rabu, 15 Maret 2017

[Cerbung] Affogato #19-2








Sebelumnya  



* * *


Astaga... Mimpi apa aku semalam?

Arlena mengerjapkan mata dengan pasrah.

Penampilan laki-laki itu bila dibandingkan dengan Prima bagai bumi dan langit. Dandanan Prima minimalis, tapi menimbulkan kesan bersih dan ringkas, tanpa mengurangi kegagahannya.

Sedangkan laki-laki ini?

Senin, 13 Maret 2017

[Cerbung] Affogato #19-1









Sebelumnya  



* * *


Sembilan Belas


Semua kembali ke titik nol. Walaupun ia tahu bahwa hubungan Arlena dengan tikus got itu sudah berakhir. Tidak ada lagi momen bersahutan komentar di BlogSip. Tampaknya Arlena benar-benar sudah berusaha menahan diri agar tidak kembali lagi ke sana. Sesekali masih, tapi tidaklah seintensif beberapa minggu lalu.

Aku sudah memaafkannya...

Kamis, 09 Maret 2017

[Cerbung] Affogato #18








Sebelumnya  



* * *


Delapan Belas


Seusai mengarahkan Muntik tentang tugas yang harus dikerjakan sepanjang hari ini, Arlena naik ke kamarnya untuk mandi dan berdandan. Sudah cukup rasanya terkungkung selama beberapa minggu di rumah. Kantornya memang tetap bisa berjalan dengan baik karena bisa dipantau dari jauh. Tapi ia tetap butuh penyegaran.

Lagipula...

Senin, 06 Maret 2017

[Cerbung] Affogato #17








Sebelumnya  



* * *


Tujuh Belas


Olivia terjaga tepat pukul empat pagi karena bunyi alarm ponselnya. Sambil menguap lebar, ia membebaskan diri dari kehangatan ranjang dan menyeret langkah ke kamar mandi. Setelah gosok gigi dan cuci muka, ia keluar dari kamar dan turun ke dapur. Nyaris tanpa suara.

Jumat, 03 Maret 2017

[Cerbung] Affogato #16-2








Sebelumnya  



* * *


Navita berdiri dari duduknya di bangku teras lobi ketika melihat city car biru metalik itu meluncur mendekat. Kawasan Chemisto sudah mulai lengang walaupun masih ada beberapa kendaraan bermotor menunggu pemiliknya di parkiran. Ia tersenyum dan melangkah ke tepi teras. Mobil itu kemudian berhenti di depannya. Pintu kiri depan segera terbuka dari dalam.

Kamis, 02 Maret 2017

[Cerbung] Affogato #16-1








Sebelumnya  



* * *


Enam Belas


Olivia sudah rapi, tapi masih sibuk berkutat di dapur ketika empat orang lainnya sudah duduk di meja makan. Dibuatnya tiga porsi nasi goreng seafood. Ia sudah berjanji untuk membawakan Sandra sarapan pagi ini. Selain itu, ia memang sedang ingin menghindari Prima dan Arlena.