Selasa, 15 April 2014

[Cermin] Serpihan Janji





Aku tercenung menatap layar laptopku. Barisan kata-kata itu menari dan meliuk di mataku. Kulihat tarian itu mengabur. Dan tetesan bening meluncur di pipiku.

Betapa kalimat itu menyiratkan duka. Beban. Patah. Sungguh, aku bisa merasakannya.

Dik, pada akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke Surabaya. Mungkin sementara. Mungkin juga selamanya. Aku gagal. Semuanya. Gagal memaafkannya. Gagal memaafkan diriku sendiri. Gagal jadi istri yang baik. Gagal jadi ibu yang bisa menjaga ayah anak-anakku.
Anak-anak kubawa, Dik. Sekalian masuk SMP di sini. Mampirlah kalau suatu saat kau mudik.

Big hug,
Karina

Kamis, 10 April 2014

[Cermin] Terjebak





Yudhi menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya dengan wajah puas. Clarissa, tante cantik itu akhirnya setuju untuk kopdar. Bagaimana sensasi berkencan dengan tante-tante? Mendadak seluruh pembuluh darahnya terasa berdenyar ketika membayangkan hal itu.

Ditatapnya layar laptop. Senyum Clarissa membayang indah. Yudhi pun terseret senyum itu. Hanya perlu satu malam tambahan untuk mengakhiri acara tugas kantor ke luar kota. Semarang-Ungaran tidaklah jauh. Clarissa begitu penuh pengertian. Tak memintanya datang ke Jogja untuk kopdar.

Aku yang akan ke Ungaran. Begitu tertulis di inbox FB Yudhi. Dari Clarissa.