* * *
Dua
Andries sudah berpulang, tapi kehidupan Rika
tetap berjalan terus. Masa-masa indahnya menjalin kasih dengan Andries sudah
berakhir, tapi kesibukannya harus tetap berlanjut.
Rika menghela napas panjang sebelum keluar
dari dalam mobil di slot parkir miliknya di basement
gedung kantornya. Ia datang agak siang hari ini. Sekilas melemparkan
tatapan pada mobil ibunya yang terparkir di seberang jalur sebelum melangkah ke
lift. Hampir tiga minggu ia beristirahat. Memulihkan tenaga, pikiran,
konsentrasi, dan hati. Tak urung ada rasa gamang dalam hati.
Rasa-rasanya, kehidupannya tak pernah ‘normal.
Ia – bersama Neri, saudara kembarnya – kehilangan ibu kandung sejak bayi. Perempuan
itu begitu saja meninggalkan mereka bertiga, lalu tiga tahun kemudian berpulang
karena kecelakaan saat berlibur di laut.
Setahun kemudian, mereka bertiga bertemu
dengan sosok seorang perempuan lembut hati bernama Kencana. Pada usia lima
tahun, ia dan Neri mendapatkan kasih sayang seorang ibu baru. Sayang,
kebahagiaan dan rasa lengkap itu hanya berlangsung selama dua tahun saja. Kali
ini giliran ayahnya yang harus menghadap Tuhan, dengan menitipkan ia dan Neri
kepada Kencana.
Ia dan Neri memang masih terlalu muda saat
itu. Tapi kasih sayang tulus seorang ibu sambung bernama Kencana tak pernah
membuat kehidupan mereka terlalu timpang. Apalagi selepas seribu hari
berpulangnya Handaru, sang ayah, Rika dan Neri memperoleh ayah baru bernama
Owen. Laki-laki dengan kasih dan ketulusan sebesar milik ibu sambung mereka.
Saat ia dan Neri berusia sebelas tahun, adik
mereka lahir. Seorang adik perempuan mungil dan lucu yang segera menjadi
tumpahan kasih sayang mereka. Lalu, apakah ia dan Neri jadi tersingkir? Sama
sekali tidak. Kasih sayang dalam keluarga itu benar-benar lebih kental daripada
darah. Sedikit pun kehidupannya dan Neri tak pernah kembali timpang.
Tapi kehidupannya mulai berubah saat Neri
masuk ke seminari. Mau tak mau, beban mulai ditumpangkan ke pundaknya.
Mengikuti jalinan rumit kehidupan yang membelitnya sejak awal.
Paul, yang dipanggilnya ‘Opa’, bukanlah ayah
kandung Handaru, melainkan ‘hanya’ seorang paman.. Paul punya sebuah perusahaan
cukup besar yang dibangunnya sejak muda. Sayangnya, laki-laki itu tak punya
ahli waris. Ketiga orang putra-putrinya memilih untuk melepaskan hak atas warisan
itu. Semua memilih memenuhi panggilan untuk menjadi biarawan dan biarawati.
Satu-satunya yang bisa diserahi tongkat estafet adalah keponakannya, Handaru.
Ketika Handaru menikah dengan Kencana, hadiah dari Paul untuk mereka adalah
akta kepemilikan perusahaan.
Namun, bukan hanya itu. Handaru juga memiliki
usaha sendiri yang cukup menjanjikan. Memiliki beberapa food truck yang tersebar hingga ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Setelah Handaru berpulang, Kencana-lah yang
mengendalikan kedua perusahaan itu. Owen? Memilih untuk tidak ikut campur. Ia meneruskan
meniti karier pada sebuah perusahaan keuangan terkemuka, hingga mencapai
kedudukan tertinggi sebagai seorang direktur operasional.
Ketika keinginan Neri untuk masuk ke seminari
sudah tak bisa dibendung lagi, dengan hati-hati Kencana mengajaknya bicara. Memberinya
pengertian bahwa perusahaan-perusahaan yang saat itu dikelola Kencana kelak
adalah mutlak jadi miliknya. Bahkan, Kencana sudah menggariskan bahwa Mia tidak
punya hak atas perusahaan-perusahaan itu berdasarkan garis darah. Usianya baru
lima belas tahun saat itu. Seusia Mia sekarang.
Ia tak bisa mengelak. Lebih tepatnya, tak
punya alasan untuk mengelak. ‘Menghindar’ dan berpikir untuk menjadi biarawati,
sama sekali tak ada dalam kamusnya. Sungguh, ia tak pernah merasa terpanggil.
Selepas SMA dan mulai kuliah, Kencana mulai
melibatkannya dalam urusan perusahaan. Keterlibatannya terus bertambah seiring
dengan usia dan tingkat pendidikan. Membuat kehidupan pribadinya sedikit
terabaikan. Apalagi ketika Kencana mulai melepaskan perannya secara penuh dalam
pengelolaan food truck setelah Rika
menamatkan jenjang magisternya.
“Untuk
sementara, kamu fokus dulu di food truck.” Begitu ucap Kencana saat itu. “Setelah kamu bisa menyusun ritme, barulah
Mama akan sedikit demi sedikit melepaskan perusahaan Opa Paul untuk kamu kelola
secara penuh.”
Dan, Kencana menepati janjinya. Walaupun
belum seratus persen, tapi Rika merasa sudah jadi gadis tersibuk di dunia.
Cukup pontang-panting, walaupun kemudian berhasil juga menyusun irama napas.
Saat itulah ia bertemu untuk pertama kalinya dengan
seorang laki-laki tampan bernama Andries. Terjadi lebih dari setahun yang lalu.
* * *
Ilustrasi : www.pixabay.com, dengan
modifikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar