Duniaku yang terindah cuma ada di dalam studio mungil di pojok belakang
rumah. Aku bermain di sana dengan lirik lagu, berkarya di sana menggubah
lagu-laguku, menghasilkan pundi-pundi uang dari penjualan lagu-laguku.
Apakah 3 orang abangku itu tahu? Sama sekali tidak! Mereka hanya tahu
aku bekerja pada David Foster dan dibayar untuk mengerjakan aransemen
lagu karya para pencipta di bawah asuhannya. Mereka tidak tahu bahwa
akulah pencipta lagu-lagu hits yang sering mereka dengarkan lewat
penyanyi-penyanyi yang diorbitkan David Foster. Tentu saja! Karena aku
punya segudang nama samaran.
Hah! Kau tentu bertanya-tanya kenapa aku bisa kenal David Foster bukan? Begini ceritanya…..
* * *
Ketika tahu bahwa aku sangat berbakat di bidang musik, Mama segera
berencana untuk menyekolahkan aku ke Perancis. Jadilah lulus SD aku
langsung diberangkatkan ke Perancis. Umurku baru 10, karena aku masuk SD
pada umur 5 tahun. Di sana aku ikut adik Mama yang menikah dengan pria
Perancis. Dan kau tahu siapa anak sulung tanteku? Dia adalah Sebastian
Izambard, si ganteng anggota Il Divo, yang giginya agak bogang di tengah
itu.
Aku bersekolah di SMP-SMA yang menggabungkan pelajaran reguler dan
musik. Kuambil kelas mayor biola dan 3 minor yaitu vokal, piano, dan
aransemen musik. Inilah hidupku! Aku menemukan dunia yang sangat indah
di sini.
Tapi keindahan itu tidak lama.
Ketika aku naik ke kelas 2 SMP, Mama dan Papa meninggal dalam sebuah
kecelakaan lalu lintas. Aku ingin pulang selamanya, tapi Tante
sekeluarga hanya mengantarkan aku untuk menghadiri upacara pemakaman,
setelah itu membawaku kembali ke Perancis. Abang-abangku diurus Nenek
dan Kakek dari pihak Papa.
Aku tetap meneruskan sekolah di Perancis, dan selalu merasa ada sesuatu
yang hilang di hatiku. Kutuangkan semua kegundahanku dalam bentuk lagu.
Aku menulis liriknya, menggubahnya, dan menyanyikannya saat istirahat
ataupun pulang sekolah. Semua itu kulakukan di ruang musik sekolah yang
boleh digunakan siapa saja yang membutuhkan.
Awal aku kelas 3 SMP, sekolahku heboh karena David Foster akan
mengadakan audisi di kompleks sekolahku. Para guru sibuk memilih para
murid yang terbaik di kelas mayor maupun minor untuk tampil di depan
David Foster.
Oh, aku berharap sekali bisa tampil dengan biolaku di depan David Foster
dan timnya! Tapi rupanya Tuhan ambigu. Dia mengabulkan doaku karena aku
terpilih untuk ikut audisi. Tapi Dia tidak mengabulkan doaku karena aku
terpilih dari kelas vokal, bukan biola! Aku sedih sekali.
Tengah aku merenung di taman sekolah, seseorang menyapaku, “Hai!”
Kutoleh dia. Cowok SMA. Rambutnya coklat gelap keriting kriwil. Aku
tidak mengenalnya. Tapi kulihat wajahnya ramah. Tatapan mata coklatnya
kelihatan ceria.
“Kamu yang sering bermain piano sambil menyanyi di ruang musik kan?” tanyanya.
Aku mengangguk.
“Aku suka lagumu. Aku ikut audisi David Foster 3 minggu lagi. Boleh
kunyanyikan lagumu? Aku tidak tahu judulnya. Yang ini…..” Lalu dia
menyanyikan sepenggal laguku.
Aku terpana. Dia menyanyikan kerinduanku dengan indahnya. To Where You Are.
“Oh ya, aku Joshua Winslow Groban. Kamu boleh memanggilku Josh. Siapa namamu?”
“Aurora,” bisikku kelu. “Aurora Borealisa.”
“Oh, wow…! A very beautiful name! Seperti orangnya. Hei, kamu masih muda banget kelihatannya. Berapa umurmu?”
Ah! Cowok ini bawel banget ternyata! Kemudian aku tahu bahwa dia adalah
cowok Amerika yang memang sengaja sekolah di Perancis. Usianya 5 tahun
di atasku, dan sekarang dia kelas 3 SMA. Dia cowok yang ramah.
* * *
Hari audisi itu pun tiba. Josh tampil beberapa nomor setelah aku. Ada
yang hangat di dadaku ketika dia menyebut bahwa lagu itu ciptaanku.
Hasil audisi diumumkan menjelang sore itu juga. Josh berhasil, aku juga,
tapi aku tak puas. Ketika David Foster bersiap untuk pergi, aku nekad
menghadangnya.
“Maaf, Mister Foster, saya lulus audisi, tapi saya tidak mau jadi penyanyi,” ucapku lugas.
Seketika suasana hening. David Foster tampak terkesima menatapku. Para guruku melotot di belakangnya, tapi aku tak peduli.
“Lalu?” ternyata David Foster cukup ramah.
“Saya ingin menjadi violin player, atau song writer dan arranger.”
Sejak itu aku berada di bawah bimbingannya. Katanya, dia tertarik dengan usia dan ketegasanku, terutama bakatku.
Josh kembali ke Amerika setelah menamatkan SMA-nya. Dia langsung menjadi
bintang baru di bawah asuhan David Foster. Kami tetap berteman baik.
Aku harus menunggu 3 tahun sebelum lulus SMA juga.
Aku memilih kembali
ke Indonesia, mengambil kuliah jarak jauh dari sebuah universitas di
Jerman yang tidak mengganggu jadwal kerjasamaku dengan David Foster.
Sebetulnya dia menyuruhku pindah ke Amerika atau Kanada. Tapi aku
menolak. Aku memilih pulang. Bukankah ada internet yang dapat meniadakan
jarak?
* * *
Lima tahun sudah berlalu sejak aku pulang. Dan saat ini, aku tersenyum
sambil menonton TV kabel, tayangan langsung Oprah Winfrey Show
kesukaanku.
Dia ada di sana, menceritakan perjalanan kariernya. Menceritakan lagu To
Where You Are yang ternyata telah menginspirasi banyak orang untuk
tetap berdiri tegak setelah suatu kehilangan. Menceritakan tentang
seorang gadis kecil yang telah banyak menginspirasinya.
“Anda selalu kelihatan sendirian, hampir tidak pernah berkencan dengan
gadis-gadis. Excuse me, are you a gay?” tanya Oprah Winfrey dengan wajah
ragu-ragu.
Dia terbahak. “Of course I’m not. Saya tidak perlu para gadis untuk
mengisi hati saya, karena hati saya telah terisi penuh olehnya.
”
“Really? Who is she?” sontak mata Oprah Winfrey terbelalak.
Dan dia, cowok berambut kriwil bermata coklat lembut itu, Josh Groban,
menyebut namaku dengan suara sexy-nya, “Aurora…. Her name is Aurora
Borealisa, a beautiful girl from Indonesia….”
* * * * *
CATATAN :
- Cerita ini adalah fiksi, dan murni hasil imajinasi saya belaka.
- Pernah ditayangkan di Kompasiana pada tanggal 14 April 2013 sebagai karya peserta FanFict Event yang diselenggarakan oleh Fiksiana Community
Sumber gambar : www.oprah.com
Wkwkwkw waduhhh.. Emak pitsa pacare josh groban
BalasHapusWakakak...
HapusBaru tahu, mbak. Mintain tanda tangan dooong.... hi hi hi
BalasHapus(Mutiaraku)
Besik ya, Mbak... Hihihi...
HapusWk wk wk Bu Lis, saya juga penggemar Josh Groban n David Foster (sekarang jadi juri Asian Got Talent ya?), salam sayang untuk mereka wk wk wk
BalasHapusWakakak... eyke jadi maluuu, cyyyn...
HapusMakasih mampirnya ya, Bu...