Butir Hati Pascal
Aku sudah mencintainya sejak lama. Sejak SD-kah? Kurasa iya.
Dia bukan gadis yang cantik. Manis? Sangat. Kesederhanaanya sangat menyentuhku. Keriangan dan tawanya begitu indah di mataku.
Sungguh, aku jatuh hati padanya…
Butir Hati Amelia
Elmo mengigau! Bisa-bisanya dia bilang Pascal mencintaiku! Sejak kapan? Sejak ibunya menuduh ayahku korupsi?
Huh! Mereka tidak pernah melihat bagaimana Ayah pontang-panting melunasi
hutang di bank. Hanya agar rumah kami sedikit lebih layak untuk dihuni.
Pascal mencintaiku? Mimpi….
* * *
Butir Hati Elmo
Aku terbiasa dengan kehadirannya yang menceriakan hari-hariku. Ada rasa
suka di hatiku hanya karena dia lebih dekat padaku daripada Pascal.
Aku tahu betul alasannya. Ibu Pascal memang keterlaluan. Apakah hanya
karena keluarga Amelia sederhana jadi mereka tidak berhak memperbaiki
rumah jadi lebih layak?
Korupsi. Kata itu kutahu sangat menyakiti Amelia.
Dan dia cuma mencibir ketika kukatakan Pascal mencintainya. Apakah dia
akan mengeluarkan cibiran yang sama kalau aku mengatakan bahwa aku
mencintainya?
***
Butir Hati Pascal
Elmo memang sahabatku yang paling baik. Betapa kuat dia menahan diri
untuk memiliki Amelia bagi dirinya sendiri, aku tahu. Sepenuhnya.
Amelia… Pada siapa sebenarnya hatimu berlabuh?
* * *
Butir Hati Amelia
Kenapa wajah Elmo muram ketika kukatakan bahwa Lionel melamarku? Merasa
kutinggalkankah? Bukankan seharusnya dia senang melihatku bahagia?
Ah, sahabatku yang satu ini benar-benar aneh. Bahkan wajahnya yang
seperti dewa itu tak membuatnya memecahkan telur jomblo di atas
kepalanya. Perempuan secantik apa yang dicarinya?
* * *
Butir Hati Elmo
Tampaknya memang harus kututup bab kehidupanku tentang Amelia. Mungkin
memang sudah seharusnya begini. Tak kan pernah retak persahabatanku
dengan Pascal.
Pada akhirnya nama yang dipilihnya adalah Lionel. Bukan Pascal. Bukan aku, yang hanya bisa mencintainya dalam diam, demi Pascal…
* * * * *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar