Kamis, 03 Mei 2018

[Cerbung] Perawan Sunti dari Bawono Kinayung - Prolog








Prolog


“Kayaknya bagus kalau dari awal kita bentuk kelompok belajar,” seorang gadis berkaca mata minus dengan bingkai modis menyeletuk.

“Ha! Aku setuju!” seorang pemuda berkulit coklat gelap menanggapi dengan antusias. “Apalagi kalau aku sekelompok dengan Alma.”

“Huuu...”

Cengiran yang menampakkan gigi putih rata bagaikan bintang iklan pasta gigi itu disambut cemoohan teman-temannya. Pemuda itu tertawa riang. Sementara gadis manis yang namanya disebut-sebut hanya menampakkan wajah lempeng.

“Lu doyan, Alma ogah,” sergah gadis berkaca mata modis tadi. Riska namanya.

Mereka masih akan menyambung tawa dan obrolan itu ketika seorang laki-laki melangkah masuk. Sosok gagah itu seketika membuat para mahasiswi ternganga. Terpesona karena keseluruhan penampilannya.

Laki-laki itu bertubuh tinggi tegap, dibalut setelan kemeja lengan pendek dan celana panjang berpotongan klasik berwarna hitam. Warna yang membuat kulit sawo matangnya terlihat jadi lebih bersih dan cerah. Wajahnya yang dihiasi kacamata berbingkai titanium tampak segar dan tampan. Ada wibawa sekaligus semangat memancar dari sorot mata dan bahasa tubuhnya.

Pantasnya jadi model... Begitu rata-rata bisikan hati para gadis di dalam kelas Pengantar Bisnis.

Laki-laki itu pun menutup pintu di belakang punggungnya. Suasana penuh dengung bak gumaman ribuan lebah dalam ruangan itu berangsur senyap. Laki-laki itu sekilas menatap seisi kelas sambil mengucapkan salam dengan suara yang sungguh empuk di telinga, dan disambut kor balasan dari seluruh mahasiswa-mahasiswi baru dalam kelas.

“Presensinya sudah sampai di mana?” nada suaranya terdengar sangat bersahabat. Disertai senyum berupa lengkungan indah yang membuat hati para mahasiswi meleleh.

Seorang mahasiswa yang duduk di posisi tengah mengangkat tangan kanannya.

“Boleh saya pinjam sebentar?” ucapnya lagi, seraya mengambil boardmarker.

Sambil menunggu map presensi sampai di tangannya, laki-laki itu menuliskan sesuatu di whiteboard. Tulisannya sangat rapi dan terbaca dengan mudah, bahkan dari deretan paling belakang.


Mahakresna Prabangkara, S.E., M.M. (Kresna)


Lalu ia berbalik, bersamaan dengan map presensi mendarat di atas meja.

“Seperti Anda lihat di papan, perkenalkan, saya Kresna, dosen pengampu mata kuliah Pengantar Bisnis untuk semester gasal ini. Saya ucapkan selamat bergabung di sini, di kampus kita tercinta. Semoga hingga semester berakhir nanti, kita bisa bekerja sama dengan baik. Oke, sebelum kuliah dimulai, saya ingin mengenal Anda satu per satu.”

Tanggapan berupa dengung-dengung tak jelas diabaikannya dengan meraih map di atas meja. Satu demi satu, nama-nama yang tertera pada lembar presensi dibacanya. Ada wawancara sekejap dengan sang pemilik nama. Semua itu disertai keramahan dan senyum yang tak lekang dari bibir sang dosen.

Terakhir...

“Zervia Almandine Garnet Purbowiyakso?”

Seorang gadis manis berambut hitam kriwil, yang menjuntai indah membingkai wajahnya, mengangkat tangan. Kresna menjatuhkan tatapan padanya. Gadis itu pun balas menatap.

Akhirnya..., gadis itu mengukir senyum yang nyaris tak terlihat. Tapi, entah bagaimana, Kresna bisa menangkap senyum itu secara utuh. Senyum yang masih sama.

Lalu, waktu seolah membeku.

Pada sebuah tempat...

Pada suatu masa...

* * *

Selanjutnya

Ilustrasi : www.pixabay.com (dengan modifikasi)

17 komentar:

  1. Mb Lissssss aq koq uwes deg"an mbaca prolog e 😍
    Makasi link e y .......

    BalasHapus
  2. Wah sdh mruput msh keduluan jeng Nita he he
    Maturnuwun share linknya, dik. Pagi2 sdh diajak berfantasi lwt prolog yg ujungnya buat penasaran. Khas Lizz banget. Author yg jempol 👍 Nda sabar tggu hr senin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... Nita melekan sewengi iku, Mbak. Ngronda 😁😁😁
      Makasih mampirnya ya, Mbak. Semoga hasilnya nanti nggak terlalu mengecewakan 😘😘😘

      Hapus
  3. Balasan
    1. Lho, gini hari nih anak dah nongkrong aja di sini? Nggak sekolah? 😯

      Hapus
    2. Lagi disuruh guru cari soal dari hp

      Hapus
    3. Haiyaaah... Malah browsing-nya ke mana-mana 😯😯😯

      Hapus
  4. ayo doong..jangan senin.*nawar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kata Mbah Sangkil harus Senin. 😁😁😁

      Hapus
  5. Na ngene a rek ngeblog meneh. Sumpa mumet awak moco seng wingi gek wag. Untung mbok baleni meneh.
    Welcome back nyah !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sing nulis tuambah ngelu pindho, Nyut 😆😆😆

      Hapus
    2. Papae Quin meneh4 Mei 2018 pukul 13.15

      Wkkkkkkkk opo meneh lek tak komentari yoh ?

      Hapus
    3. Ho'oooh... Kadang malah metu sungune barang 😋😋😋

      Hapus
  6. Langsung mengusik penasaran.
    Ambil kuaci dulu ah...

    BalasHapus