Sabtu, 07 Maret 2020

[Cerbung] Let Me Love You This Way* - Prolog








(Terinspirasi dari lagu berjudul “Let Me Love You This Way”
yang dinyanyikan oleh James Ingram)


Prolog


Satu demi satu para pelayat beranjak pergi. Kepadatan di sekitar makam baru itu berangsur lenyap. Hanya tersisa beberapa gelintir orang saja. Semua berbusana warna gelap, dengan wajah dipenuhi kesedihan. Dengan genangan bening masih membayang di mata mereka. Di bawah mendung kelabu yang menggantung begitu rendah. Siap untuk mencurahkan tetes-tetes air hujan.

Satu demi satu pula akhirnya titik-titik hujan luruh membasahi bumi. Ada yang menarik lengannya dengan sangat halus, tapi Rika bergeming. Ditatapnya nisan sementara yang beberapa ratus detik lalu baru saja ditancapkan ke tanah. Mengeja sebuah nama yang tertera di sana. Andries Emerald Undap.

“Hujan, Nak...” Sebuah bisikan lembut bernada berat mengelus telinganya. “Ayo, kita pulang.”

Rika mengerjapkan mata. Terasa panas dan perih, tapi kering. Tak ada lagi air mata yang tersisa. Maka, diputuskannya untuk menaikkan kedua ujung bibirnya. Sedikit. Nyaris tak kentara.

Dries, aku pulang dulu. Besok aku ke sini lagi.

Dipaksanya untuk melangkah lebih cepat ketika hujan merinai makin kerap. Sedikit tersaruk. Dan, hujan seakan menunggunya hingga aman berada di dalam mobil. Ketika pintu mobil sudah tertutup sempurna, hujan seolah tercurah begitu saja dari langit.

Dilemparkannya tatapan ke luar jendela. Seluruh area kompleks pemakaman itu seolah diliputi kabut akibat derasnya hujan. Makam Andries pun seolah menghilang dari pandangan. Ia pun merebahkan kepala pada sandaran jok.

Perasaannya seolah melayang tak tentu arah. Bertabrakan pada setiap sudut. Hingga kosong pada satu titik. Berkumpul pada dua sisi yang berlawanan. Sedih sekaligus gembira. Sesak sekaligus lega. Kehilangan sekaligus merelakan. Lalu, deja vu ­tiba-tiba.

“Andries sudah nggak sakit lagi....” Suara lembut dari sisi kanan itu terdengar mengambang di telinganya. “Sama seperti mendiang Papa. Dia akan segera berbahagia di Surga.”

Seperti mendiang Papa..., ulangnya dalam hati. Seperti saat pemakaman Papa. Jadi... beginikah rasanya kehilangan lagi?

Pelan, ia mengatupkan mata. Baru detik ini ia merasakan lelah yang luar biasa. Setelah hampir sepuluh hari lamanya nyaris tak pernah beranjak dari sisi Andries. Sejak kondisi laki-laki itu drop, dibawa ke IRD, masuk ke ICU, hingga tiba akhir dari upacara pemakaman.

Apakah seperti ini rasanya siap kehilangan Andries?

Ia menggeleng samar. Bagaimanapun, dadanya masih diimpit perasaan sedih dan sesak. Dan, ia tak mencoba untuk menghindar ketika bahunya direngkuh dengan sangat halus. Dihelanya napas panjang. Membiarkan indra penciumannya sejenak dibuai lembutnya aroma parfum yang dipakai sang ibu.

“Setelah ini kamu istirahat,” ucap ibunya. “Total. Biar semua pekerjaanmu Mama yang urus. Ambillah jeda beberapa hari, sampai kamu benar-benar pulih dan siap bekerja lagi.”

Ia hanya bisa mengangguk. Sejujurnya, ia memang lelah sekali.


* * *


Ilustrasi : www.pixabay.com, dengan modifikasi

Catatan :
Hai! Hai! FiksiLizz kembali lagi ya. Dah kelamaan liburnya. Penyakit habis libur, pasti nanti kisah cerbungnya nanti kedodoran. Mohon maaf sebelumnya ya... Yang sabar ngadepin penulis abal-abal kayak FiksiLizz.
Selamat menikmati kembali sajian cerbung di FiksiLizz!



2 komentar:

  1. Cerbungbke 4 yg kubaca jeng Lizzzz....kayak candu bagiku....maturnuwun....lanjut...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mohon maaf, baru bales komennya. Yang komen ini siapa ya? πŸ™πŸΌπŸ™πŸΌπŸ™πŸΌ

      Hapus