Jumat, 14 Juni 2013

[Cermin] Butir - Butir Hati

Butir Hati Pascal

Aku sudah mencintainya sejak lama. Sejak SD-kah? Kurasa iya.
Dia bukan gadis yang cantik. Manis? Sangat. Kesederhanaanya sangat menyentuhku. Keriangan dan tawanya begitu indah di mataku.
Sungguh, aku jatuh hati padanya…

* * *

Butir Hati Amelia

Elmo mengigau! Bisa-bisanya dia bilang Pascal mencintaiku! Sejak kapan? Sejak ibunya menuduh ayahku korupsi?
Huh! Mereka tidak pernah melihat bagaimana Ayah pontang-panting melunasi hutang di bank. Hanya agar rumah kami sedikit lebih layak untuk dihuni.
Pascal mencintaiku? Mimpi….

* * *

Butir Hati Elmo

Aku terbiasa dengan kehadirannya yang menceriakan hari-hariku. Ada rasa suka di hatiku hanya karena dia lebih dekat padaku daripada Pascal.
Aku tahu betul alasannya. Ibu Pascal memang keterlaluan. Apakah hanya karena keluarga Amelia sederhana jadi mereka tidak berhak memperbaiki rumah jadi lebih layak?
Korupsi. Kata itu kutahu sangat menyakiti Amelia.
Dan dia cuma mencibir ketika kukatakan Pascal mencintainya. Apakah dia akan mengeluarkan cibiran yang sama kalau aku mengatakan bahwa aku mencintainya?

***

Butir Hati Pascal

Elmo memang sahabatku yang paling baik. Betapa kuat dia menahan diri untuk memiliki Amelia bagi dirinya sendiri, aku tahu. Sepenuhnya.
Amelia… Pada siapa sebenarnya hatimu berlabuh?

* * *

Butir Hati Amelia

Kenapa wajah Elmo muram ketika kukatakan bahwa Lionel melamarku? Merasa kutinggalkankah? Bukankan seharusnya dia senang melihatku bahagia?
Ah, sahabatku yang satu ini benar-benar aneh. Bahkan wajahnya yang seperti dewa itu tak membuatnya memecahkan telur jomblo di atas kepalanya. Perempuan secantik apa yang dicarinya?

 * * *

Butir Hati Elmo

Tampaknya memang harus kututup bab kehidupanku tentang Amelia. Mungkin memang sudah seharusnya begini. Tak kan pernah retak persahabatanku dengan Pascal.
Pada akhirnya nama yang dipilihnya adalah Lionel. Bukan Pascal. Bukan aku, yang hanya bisa mencintainya dalam diam, demi Pascal…

* * * * *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar