Kamis, 22 Juni 2017

[Cerbung] Infinity – Prolog









Prolog


Laki-laki itu sengaja menunda kepulangannya sore ini. Hingga menjelang pukul setengah enam ia tetap bertahan duduk di dalam ruang kerjanya. Berusaha tetap sibuk menekuni layar laptop walaupun pikirannya melayang ke mana-mana karena sebuah foto yang terpampang di laman Instagramnya. Ia sempat melirik arloji, dan perhatiannya segera beralih ketika terdengar ketukan lembut dari balik pintu.

“Ya, masuk!”

* * *

‘I’m here, Liv.’

Mata gadis itu mengerjap begitu selesai membaca pesan singkat yang terpampang di layar ponsel melalui aplikasi Whatsapp. Sudah waktunya pulang. Berakhirnya jam operasional kantor sudah terlampaui beberapa puluh menit lalu. Tapi sang boss belum ada tanda-tanda meninggalkan tempat. Kemudian dibalasnya pesan itu.

‘Wait a minute, please...’

‘OK.’

Setelah menghela napas panjang, ia berdiri dan memantapkan langkah menghampiri pintu yang tertutup rapat. Dengan halus, ia mengetuk.

“Ya, masuk!”

Tangannya menjangkau handle begitu didengarnya jawaban itu.

* * *

Sekilas Luken mengangkat wajah begitu sekretarisnya muncul dari balik pintu.

“Ya, Liv?”

“Maaf, Pak, sudah hampir jam setengah enam,” suara Olivia terdengar ragu-ragu. “Apa saya sudah boleh pulang?”

“Oh?” Luken kini benar-benar mengalihkan tatapannya dari layar laptop. “Tentu saja boleh,” angguknya. “Bahkan seharusnya sejak jam empat tadi. Sudah dijemput?”

Olivia mengangguk. “Kalau begitu, saya pamit pulang, Pak. Permisi, selamat sore.”

“Ya, selamat sore.”

Begitu pintu tertutup, Luken bangkit dari duduknya. Ia menghampiri jendela. Langit masih terang. Secara tersamar ia menatap ke bawah, ke arah area parkir tamu. Seorang laki-laki yang berdiri di samping sebuah mobil crossover terlihat sabar hingga yang ditunggunya muncul.

Lalu dilihatnya Olivia melangkah cepat menghampiri laki-laki itu. Entah apa yang mereka bicarakan. Yang jelas, wajah laki-laki itu terlihat cerah. Dengan gerakan cepat ia membuka pintu kiri depan mobil, menyilakan Olivia masuk, menutupnya baik-baik, melangkah memutari mobil, kemudian menghilang ke dalamnya. Mobil berwarna biru itu pun meluncur pergi.

Luken menghela napas panjang. Menggeleng samar. Hari ini adalah Jumat kedua ia melihat Olivia dijemput oleh laki-laki itu. Yang pertama adalah Jumat minggu lalu. Pagi harinya pada Jumat itu, ia melihat Olivia keluar dari pintu belakang city car ayahnya.

“Iya, Pak, sengaja nggak bawa mobil. Nanti dijemput,” jawab gadis itu setelah ia bertanya ketika keduanya berjalan berdampingan masuk ke kantor.

Ia mengira bahwa Olivia akan dijemput ayahnya pada sore hari. Tapi ternyata tidak. Olivia dijemput laki-laki asing itu.

Dan perasaannya?

Entahlah...

* * *


Ilustrasi : www.pixabay.com (dengan modifikasi)


5 komentar:

  1. Lanjuuuuut dan sabar menunggu senin

    BalasHapus
  2. Allen-kah? Hm... masih harus tunggu Senin depan terbit.

    BalasHapus

  3. Mbak Livi muncul lagi.....

    Huaaassyeeeekkk.....

    Lanjutttttt....

    BalasHapus
  4. Jek prolog ae wes nendange ngene mb Lis.
    Sip soro to the max !!!!

    BalasHapus