Sebelumnya
* * *
‘Mas Bim, aku sudah jadian sama Mas Endra.’
Berkali-kali Bimbim menatap layar ponsel, berharap agar kalimat itu berubah, tapi berkali-kali pula ia harus menelan kekecewaan. Pesan yang dikirimkan Ingrid dini hari tadi dan baru saja beberapa menit lalu dibukanya itu tetap terbaca sama. Bimbim menghela napas panjang. Mengurai rasa sesak dalam dada. Menguap selebar-lebarnya untuk menyambut pagi barunya hari itu.