Rabu, 05 April 2017

[Bukan Fiksi] ngAdventure to ngEropah : Kalau Bohong Jangan Nanggung





Beberapa hari lalu, saya memulai 'perjalanan piknik' ke Eropa bersama Mak Eka Murti. Awalnya adalah obrolan biasa soal nulis fiksi (cerpen), karakter tokoh, referensi, dan background. Lalu loncat ke fake check-in, fakta, dan 'bohong'. Lama-lama jadi chit-chat yang makin absurd. Dan akhirnya kami berdua sepakat tahu-tahu sudah nyangkut transit di Zรผrich-Swiss (dari Jakarta-Indonesia ke Madrid-Spanyol). Nggak jelas berangkatnya kapan, pokoknya mak'bedunduk saja sudah sampai di Swiss dan bikin status di FB.


FYI, hanya untuk status check-in transit di Swiss itu, saya harus buka laman milik Zรผrich Flughafen supaya cocok waktu kedatangannya, termasuk info pesawatnya dari maskapai mana dan nomor penerbangannya berapa. Begitu juga saat nyangkut di bandara lainnya.

Dari menjelang siang sampai siang beneran, kami sibuk ngobrol sambil cekikikan dan cekakakan sampai perut kaku. Sungguh, bukan maksud kami menipu. Mak Eka mau nulis cerita fiksi tentang dua orang emak kepo dan liburan mereka ke Eropa. Awalnya mau bikin fiksi bersama sambung-menyambung saling meneruskan, tapi saya nggak sanggup. Saya masih ada tanggungan satu cerbung yang harus diselesaikan dan satu cerbung lagi yang harus disiapkan. Akhirnya kami sepakat, yang penting jalan dulu.

Jadilah kami, dua orang emak sengklek dan absurd ini, berlibur 'fantasi' ke Eropa. Nggak banyak-banyak. Rencananya cuma ke Spanyol, Jerman, dan Turki. Itu pun sudah รจkรจr (berdebat) sendiri mau ke mana dulu setelah dari Spanyol. Jerman atau Turki? Tiket pesawat pulang kan nggak kayak tiket bus AKAP. Harus ditentukan jauh hari biar bisa browsing dulu jadwal terbangnya kapan. Itu baru soal menentukan tujuan.

Berikutnya soal penginapan di Madrid. Mak Eka maunya sewa apartemen harian karena mikir nyuci baju dan masak halal. Soal masak halal okelah. Tapi nyuci baju? Hellooo... Ini liburan ya, Maaak... Toh destinasi berikutnya adalah numpang di apartemen ponakan di Jerman. Bisa bobok manis gratis plus numpang nyuci. Akhirnya 'dapatlah' penginapan bagus, cukup murah (kelas budget), dekat stasiun Metro, dekat dengan K*C dan Burger K*ng, plus ada fasilitas laundry. Aman. Pilihan terakhir ya cari resto vegetarian kalau kepepet.

Berikutnya soal destinasi wisata. Kami sepakat nggak mau sering-sering check-in. Kenapa? Kan kami mau piknik cara irit, jadi tergantung free wifi. Lagian menikmati liburan kok ngeksis banget di medsos? Padahaaalll sudah ogah ubek-ubek google untuk cari destinasi wisata yang cucok waktu dan jaraknya. Ngomong kayak gini kemarin itu sambil ngakak tiada henti. Bayangin! Sampai detail sinyal free wifi juga dipikirin!

Dan terrrnyata, Sodara-Sodara, ponsel Mak Eka nggak mau diajak bohong. Baru juga 'sampai' di Madrid, si ponsel sudah ngambek. Error blas nggak bisa buat buka FB. WA pun kadang hidup kadang enggak. Akhirnya cuma saya yang rajin bikin fake check-in. Kebayang betapa beratnya beban saiah!!! ๐Ÿ˜ฑ๐Ÿ˜ฑ๐Ÿ˜ฑ *ngoook* Terpaksa banting setir bikin rencana baru. Kami nggak jadi 'nyeberang' ke Turki. Rencana awal, hari Minggu kami mau 'berangkat' ke Turki, terus 'pulang' ke Indonesia hari Selasanya. Setelah setir dibanting, jadinya kami 'langsung pulang' hari Minggu dari Jerman. Itu karena saya sama sekali nggak pegang referensi tentang Turki. Semua ada di Mak Eka. Terlalu ribet kalau harus saya yang handle semua fake check-in-nya. Saya sudah nggak sanggup. Lagian nggak ada jaminan ponsel Mak Eka sudah waras pada hari Sabtu/Minggu.

Terus soal foto. Sengaja no pict biar cepet ketahuan kalau hoax. Masalahnya... Asli kami merasa berdosa besaaarrr pada teman-teman yang dengan tulus sudah meluangkan waktu untuk nge-like dan mengetikkan komentar : "Selamat berlibur!", "Ayo mampir!", dan  sejenisnya, dengan segala doanya. Baru sampai di tahap ini saja rasanya sudah ingin stop. "Wes, gek ndang balik ae nang Indo!" Sudahlah, ayo cepat pulang saja ke Indo. Feeling so useless. Lagian, foto dari mana coba???

Ternyata benar bahwa kebohongan yang satu harus ditutupi dengan kebohongan-kebohongan lainnya. Dan mencari detail bohong itu ternyata sama sekali nggak gampang dan bikin capek (bahkan saya sampai nggak ngurusin blog saya selama beberapa hari gara-gara kesengklekan ini). Butuh referensi sahih agar nggak kelihatan bohongnya. Ya mulai pemilihan peristiwa, pemilihan tempat, perkiraan dan perbedaan waktu, perkiraan jarak, fasilitas, jadwal penerbangan, dan ngapain saja. Kalau bohongnya cuma ngawur, ya baru mangap sedikit saja pasti sudah ketahuan tanda-tandanya.

Makanya kami bener-bener 'salut' sama orang yang berbohongnya konsisten banget (walaupun hasilnya nanggung dan kadang nggak sinkron) dan nggak kelihatan capek. Lha wong saya nulis cerbung bohong saja (fiksi lho ya!) cuapeknya buangeeet. Apalagi pas hoax piknik kemarin itu. Beneran malam itu juga (malam pertama di Madrid, saya belain melek di 'planet lain' sesuai KTP sampai lewat tengah malam demi status jetlag dan check-in di hotel. Demikian juga malam-malam sesudahnya) sudah kepingin banget nggandhol di roda pesawat, 'pulang' ke Indonesia. Suaking cuapeknya mikir detail.

Dengan munculnya artikel ini, kami benar-benar minta maaf kepada semua teman yang sudah kami bohongi. Sebesar-besarnya. Kami memang sengaja melakukannya lebih untuk eksperimen. Bukan menipu untuk mencari keuntungan ataupun untuk caper. Sesadar-sadarnya kami sudah mempertaruhkan reputasi hanya untuk eksperimen ini. Kami cuma ingin tahu, apa saja sih yang harus dipersiapkan untuk mendukung kebohongan itu? Dan ternyata kesimpulannya, bohong itu bikin capek, harus melibatkan banyak orang lain yang 'tak berdosa', menimbulkan stress karena sekalinya berbohong harus cari-cari 'tutup' yang lain. Lha, mau habis kapan kalau selalu ada 'tutup-tutup' baru? Nggak capek tah?

Kalau saya sih daripada melakoni hal kayak kemarin itu, mending buat cerita fiksi saja. Sama-sama membohongi, sama-sama butuh referensi dan ketelitian untuk merangkai data dan peristiwa biar jatuhnya 'nggak memalukan', tapi yang satu (fiksi) bisa menghibur, sedangkan yang lain (hoax) cuma bikin dosa dan bisa mengakibatkan lunturnya kepercayaan dari orang lain. Padahal kepercayaan itu muahaaalll harganya. Lha wong nggak bohong aja masih sering nggak dipercaya kok, apalagi kalau bohong. Nanggung pulak!

Dengan ini, kami ucapkan banyak terima kasih pada para cameo (yang beneran ada) dalam hoax ini :
- Friedrich dan keluarga, yang sudah bersedia traktir kami minum coklat yang muahaaalll di Zรผrich. Faktanya, sebelum hari H kami 'transit' di Zรผrich, Friedrich sekeluarga memang sedang berada di sana (sekitar 3 minggu. Friedrich asli Zรผrich-Swiss, menikah dengan famili saya, saat ini bekerja dan tinggal di Kanada). Tapi saat hari H, ternyata mereka sudah balik lagi ke Kanada. Meleset!
- Mbak Indriati See dan putri cantiknya Martha, yang sudah setuju dan bersedia 'menjemput' kami di Bandara Frankfurt, 'mengajak' kami city tour putar-putar Frankfurt, 'mentraktir' makan siang dan 'mengantar' kami ke tempat numpang menginap sambil pulang ke rumahnya. Faktanya, Mbak Indri di Jerman sana pasti geleng kepala lihat kesengklekan kami.
- Emput Putri, yang sudah 'merelakan' apartemen mungilnya untuk jadi tempat kami 'menginap dan cuci baju'. Faktanya, saat kami seharusnya 'menginap' di sana, Emput lagi ada di Italia untuk menghabiskan weekend dengan mengunjungi tantenya. Melesettt lagi!
- Bu Sri Mulyani, tetangga saya, yang sudah kasih jempol dan berkomentar di FB tentang minta oleh-oleh dan tidak kelihatannya saya di rumah. Faktanya, pagi hari sebelum Bu Sri kasih jempol dan berkomentar, kami ketemu saat jalan ke pasar kompleks.

Sekali lagi kami minta maaf yang sebesar-besarnya. Hoax itu memang sudah kami rencanakan termasuk langkah lanjutannya berupa penulisan fiksi oleh Mak Eka dan artikel 'pengakuan' oleh Mak Eka maupun saya. Walaupun kami nggak menyesal sudah melakukannya, karena bagaimanapun tetap ada pembelajaran, tapi tetaplah kami sudah kapok (dan buntutnya, menyesal juga siiih...). Nggak akan lagi mengulanginya besok-besok. Daaan... Kami capeeek. Butuh banget piknik yang sesungguhnya, sama sekali bukan piknik hoax kayak kemarin.

Kalau setelah ini kami sudah dirasa nggak lagi pantas untuk dipercaya, ada yang mau misuh-misuh, bunyi-bunyiin, ya nggak apa-apa. Itu sudah risiko yang harus kami tanggung. Nyatanya memang kami sudah telanjur ber-hoax-ria, apa pun tujuannya.

Terus, gimana reaksi para Pak Bojo kami? Palingan cuma geleng kepala saja. Sudah telanjur terima nasib apa adanya dan terbiasa dengan 'keajaiban' istri masing-masing. Istri ajaib itu antik dan nggak pasaran lhooo... ๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜

Cap cusss! Salam absurd dan sengklek...

* * *

Catatan :
- Kalaupun kami beneran pergi piknik, kayaknya malah nggak bakalan aktif nyetatusin destinasi via FB. Mana sempaaat??? ๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜
- Dan bagi Anda-Anda yang sempat iriii bangeeet dengan perjalanan piknik kami, bersyukurlah karena Anda-Anda nggak jadi sengklek kayak kami yang saking pinginnya pikenik ke ngEropah malah jadi gesrek dan bikin fake adventure kayak gini. Satu lagi, nggak semua hal indah yang terpampang dan terobral murah di FB itu nyata. Atau Anda-Anda malah jadi gesrek juga dengan ikut-ikutan bikin fake check-in di tempat lain? Berobatlah ke ahlinya sebelum terlambat. ๐Ÿ˜‹๐Ÿ˜‹๐Ÿ˜‹

36 komentar:

  1. Edaaaaaaaann!!!! Wakwakwakwakwakwakwak
    Isok ae lo arek iki! Friedrich lak isok guyu golong koming lek moco. Sumpah aku ngakak pol!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak ku cerdas gak edan mas Frank #gak terima LOL

      Anyway super kocak. Cuma frase2 lucu jadi missed kalau ditranslate. Sayangnya itu. Tapi Friedrich ketawa gak habis2. Hiburan mau bubuk. Bukan salah bhs & yg tulis. Kekayaan bhs kita I told him. So great job mbak. Love you.

      Fake adventure to Canada kapan? Hhhhhh

      Salam u/ mbak Eka.

      (Edha Darmoatmojo)

      Hapus
    2. ๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜
      Sesekali golek hiburan lah, Nyut ๐Ÿ˜


      Kanada? Hmmm... Wes nggak bakal dipercoyo neh, Dha ๐Ÿ˜†
      Salam juga untuk hubbie-mu dan Evan ❤❤❤

      Hapus
  2. Aaiiiishhh........bener-bener rrruuuaaaarrrbiasaaah.... Jadi ga sabar nunggu fiksinya....#ngarepbangets.
    Waaah...jadi deh bikin fiksi grafisnya....mb Lizz selalu keren...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya aku nggak bikin fiksinya, Mbak. Nggak sanggup ๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†
      Makasih mampirnya ya... ๐Ÿ˜˜

      Hapus
  3. Kerennn abizzz!!! ���� semoga bisa menjadi kenyataan ya, dari fiksi menjadi nyata ❤❤❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin...
      Makasih banyak ya, Mbak Indri ๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜

      Hapus
  4. Baca sampai tuntasssssssssssssss.... hahaha rrrrrrghhhhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi... Kenapa buntutnya jadi teriak ala Hulk gitu, Mas Nugi? ๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†

      Hapus
  5. Kereeeen..

    #masih gagal paham..aku dikadalin apa bener2 pigenik..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jelas kadaaalll ini, Mboook ๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†

      Hapus
  6. Hahahaha....... Tiwas arep nodong poto2.. tapi kok nyenengiiiinnnn ๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ditipu kok malah bahagia ini gimana??? ๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜

      Hapus
  7. Sukseees mbohongin orang :D :D :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak sukses lah... Banyak yang udah tau duluan kalo dikibulin ๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜

      Hapus
  8. Haha.. Rusuh! ๐Ÿ˜„
    Tapi ๐Ÿ‘๐Ÿ‘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan dimarahin lagi aku-nya, Kakak... Huahahaaa... ๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†

      Hapus
  9. Posting ini oleh-olehnya, ya, Bu? :D

    BalasHapus
  10. hahahahahah kirain liburan beneran mbaaakkkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah jelas no pict = hoax, Mbaaak ๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†

      Hapus
  11. good post mbak, penulis harus punya imajinasi yang jempol, dan tidak biasa, itu baru top markotop

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wakakak... Levelnya masih jauuuh, Paaak ๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†

      Hapus
  12. Ngakak gaentek" aq mb Liiiiss !!!!
    Gemeeessss kambek pean hiiiihhh
    Pengen ngewek" wakwakwakwak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngewek-ewek ojobmu ae, Niiit ๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜

      Hapus
  13. Lama2 gak betah nahan diri gak kasi komentar :)
    Salam kenal dr Sby mbak Lizz.
    Pertama mbaca bloge mbak ini cerbung ruang ketiga gara2 mbaca ulasan nde bloge Al. Akhirnya mbaca2 terus. Mau kasi komentar sering gak isa masuk. Gak apa pokoke saya sik isa baca :) sekarang asik baca afogato.
    Bukan fiksie mbak yg ini keren mbak. Gak isa mbayangkan yakpa repote biar gak ketemon duluan cuma fake :)
    Sukses terus mbak. Moga2 komentar gini isa muncul :)
    (lidya wiejayadi)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal kembali, Mbak Lidya. ๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š
      Makasih banyak snggahnya. Semoga blog ini nggak mengecewakan ya...

      Hapus
  14. Didoakan haxnya segera terlaksana dan bisa makan bakso spanyol.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hlo, ternyata komenn bisa masuk ya sekarang?
      Ngertiyo ngonooooo............

      Hapus
    2. Ailapyu puuulll, Beeeh... ๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜

      *saliim...*

      Hapus
  15. aku siih....kasih jempooool aja....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahihihiii... Makasiiih, Mbak Bekti... ๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜

      Hapus
  16. Kapok lombok opo kapok temenan? hakhak... asli keren!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kapok lombok, Mbaaak... *eh*
      Makasih mampirnya ya, Mbak. Mmmuaaahhh...

      Hapus
  17. Terencana banget ini bohongnya :D seruuuuu.. Hihi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi... Jadi maluuu...
      Makasih singgahnya ya, Mbak. Salam kenal...

      Hapus