Saya selalu suka berbagi sesuatu di balik penulisan fiksi-fiksi saya, terutama yang panjang. Entah yang baca, kemungkinan besar sudah eneg dengan ke-lebay-an saya. It’s OK! Bagi yang suka, monggo mampir. Bagi yang eneg, silakan mlipir ke warung tetangga. Bagi yang niat ngrusuh, saya tendang jauh-jauh. *sorry, lagi kurang satu ons, jadi jangan coba-coba, bisa senggol-bacok seketika*
Pada awalnya, tokoh utama Eternal Forseti (selanjutnya saya singkat saja jadi EF) bukanlah Kania, melainkan Endra (alias Syailendra Norman). Saya memang sudah mencadangkan draft EF untuk mengisi slot cerbung di FiksiLizz. Tapi rencana cuma tinggallah rencana. Saya malah menulis cerbung yang lain. Jadilah draft EF saya simpan untuk event lomba cerpen-cerbung sebuah majalah wanita terkenal.
Tapiii... Saat itu deadline makin dekat dan saya kehilangan gairah (???) untuk mengerjakan EF. Padahal saat itu draft sudah saya drift sedemikian rupa sehingga Endra batal jadi tokoh utama. Perannya melorot cuma jadi tokoh pendukung. Digantikan oleh Kania yang saya pasang jadi tokoh utama. Sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di majalah terkenal tersebut (biasanya tokoh utama fiksinya perempuan).
Kenapa gairah (???) saya bisa sampai menguap? Karena sesuai dengan draft-nya, saya perkirakan EF akan jadi cerita yang cukup panjang. Tak cukup hanya maksimal 60 halaman seperti yang disyaratkan oleh majalah terkenal itu. Maka saya simpan lagi draft itu. Menunggu saat yang tepat untuk mengerjakannya.
Saat ini EF sudah selesai saya tulis seluruhnya. Bisa mencapai target sebanyak 50.000 kata (bahkan lebih, sekitar 56.000 kata termasuk karakter *), dan saya selesaikan jauh sebelum batas waktu 100 hari yang sudah ditentukan. Terdiri dari 20 bab plus prolog – epilog, 246 halaman A4.
Saya berhenti setor via note FB sesuai dengan arahan panitia, dan diminta untuk bebenah naskah dulu sebelum kirim file (secepatnya), lengkap dengan sinopsis dan CV. Sambil membenahi lagi naskah itu dari awal (sudah diusahakan nggak ada typo, masiiih aja tetap ada, hiks!), saya lagi mikir-mikir untuk nulis cerbung lain. Sayangnya, idenya belum dapet. Padahal targetnya harus mulai tayang sekitar 2 minggu lagi. Ada yang mau kasih ide? *ngareeep*
Ya sudahlah, segitu aja perkembangan yang bisa saya bagi. Makasih singgahnya...
* * * * *
Tetap semangat mbak lis..
BalasHapusMakasih banyak, Mbak Retno... 😘
HapusSaya tunggu jadi buku,biar puas bacanya.
BalasHapusTetap semangat dan berkarya,di tunggu karya yang lainnya
Makasiiih... Pembaca kayak Mbak Dewi ini termasuk yang bikin aku semangat untuk berusaha terus berfiksi 😍
HapusSemangat mbak Lizz, semoga bisa jadi buku yah. Ini udah kelewat 50 ribu kata lho dan bisa selesai dengan cepat. Hebat banget.
BalasHapusMakasih ya, Ari... Kamu juga harus semangat nulis fiksinya ya 👍
HapusBikin yang ringan tapi bermutu, kayak CUBICLE misalnya. Ah, seorang Bu Lizz pasti ada ajalah ide brilyannya :-)
BalasHapusSemoga judul baru besok nggak mengecewakan ya, Mbak... Makasih singgahnya... 😘
HapusNggak kok malah lebih bagus
Hapus