Jumat, 02 Mei 2014

[Cermin] Wedges And Me







Aku selalu bisa melangkah tegak dan percaya diri bila kakiku dialasi sepasang wedges cantik. Dulu aku penggila high heels. Tapi seiring dengan makin melarnya badanku setelah menikah dan melahirkan anak-anak suamiku, aku tak nyaman lagi memakai high heels. Untung pada saat yang sama model wedges meledak. Jadilah wedges itu setia menemaniku menapaki hari-hari yang indah.

Lalu hari-hari yang indah itu seperti apa? Ketika suamiku mengajak kencan di luar di tengah rutinitasnya sebagai pekerja level menengah dan aktivitasku sebagai ibu rumah tangga.

Ouwh... Aku selalu merasa cantik bila berjalan di sisinya, yang objektif sajalah, berpenampilan biasa-biasa saja. Lalu apakah aku cantik? Hehehe... Sudah kukatakan bahwa aku cuma merasa cantik. Tapi hakku kan merasa diriku cantik? Toh aku tak mengganggumu.


Kembali ke wedges. Benda itu membuatku (merasa) tampil lebih baik. Dan suamiku selalu menggandengku dengan penuh perlindungam dan rasa bangga. Tubuhku yang kecil mungil bila dilihat pakai sedotan yang dipencet itu jadi kelihatan serasi di sampingnya yang tinggi, besar, dan tambun. Hahaha... Kau boleh tertawa melihat kami. Dua benda hidup berbentuk bulat yang melangkah bersama.

Tapi kupikir Tuhan adil padaku. Di saat aku selalu merasa sebagai the ugly duckling, Dia mengirimkan seorang laki-laki yang memperlakukanku bagai ratu dalam kehidupannya. Dan yang lebih penting, dia selalu tersenyum ketika membelikan tiap wedges yang aku inginkan.

Dan kau pikir koleksi wedges-ku bejibun? Ups! Kau salah. Aku selalu punya dua pasang wedges saja. Kenapa cuma dua pasang? Karena aku selalu menyukai barang yang kubeli dan akan memakainya terus sampai rusak. Tapi khusus untuk wedges, aku selalu punya sepasang serep sebelum wedges yang sering kupakai benar-benar rusak. Biar aku tetap bisa tampil cantik di sebelah suami-baik-hatiku. Kau tentu tahu kan? Bahwa aku cuma ibu rumah tangga yang harus pandai-pandai mengelola keuangan dan harus memberi contoh pada anak-anakku agar tidak hidup boros.

Maka menjelang siang ini aku mulai berdandan. Setelah mandi dan memakai dasterku, aku mengoleskan BB cream tipis-tipis di wajahku. Aha! Di usia menjelang empat puluh wajahku masih semulus wajah pra ABG yang masih bebas jerawat. Biarin deh gendut, asal wajahku masih enak dilihat. Ya, ya, ya... Aku tahu kau pasti tertawa dan berpikir aku cuma menghibur diri. Lho, ya nggak apa-apa. Kalau bukan aku yang bisa menghibur diriku sendiri, lantas siapa?

Setelah acara mempermak wajahku selesai dengan menyapukan bedak ke wajah dan mengoleskan lip balm berwarna pink ke bibir maka aku pun mengganti dasterku dengan kaus centil berpayet dan mengenakan celana jeans kesayanganku. Lho, memang ada yang muat ya? Ya adalah... Nih buktinya aku punya beberapa. Lalu kenapa harus celana jeans? Ya aku merasa lebih sexy saja kalau pakaj celana jeans. Setelah itu aku pun menyisir rambut. Terakhir... Aku memasukkan kakiku ke dalam sepasang wedges berwarna hitam yang terasa ringan bila dibawa melangkah.

Hm... aku siap untuk ikut suamiku membawa ke mana saja ia ingin membawaku pergi. Oi! Ternyata cuma ke bengkel mobil! Ah, tak apa. Aku senang pergi ke mana saja asal bisa bersamanya.

Lalu ke mana ia akan membawaku setelah ini? Ouwh... Ia.mengedipkan sebelah mata padaku. Aku tahu! Aku tahu! Ia akan mengajakku ke restoran kecil kesukaan kami. Membebaskan perut lapar kami untuk menikmati apa saja yang boleh dan bisa kami nikmati.

Nggak takut gemuk? Hahaha... Dengan badan sudah sebulat kami berdua apa yang harus kami takutkan lagi?

Ia menatapku dalam lautan senyum ketika aku menikmati makanan yang ia belikan. Tapi sungguh, aku bukan perempuan rakus. Cukup seporsi saja makanan untukku, yang dibelikannya dengan penuh cinta, maka aku akan menikmatinya dengan penuh rasa syukur dari hati.

Ia tahu itu. Selalu tahu. Lalu apa lagi yang aku butuhkan selain suami-baik-hati dan anak-anak yang kurawat dengan baik? Ouwh! Tentu saja sepasang wedges baru pengganti wedges lama berwarna krem yang sudah tak layak pakai lagi...

* * * * *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar