Belum lagi gema suara Papa hilang, aku sudah
tak sanggup lagi menahan debar-debar tak teratur yang mendadak muncul dalam
dadaku. Eyang Kakung akan tinggal di sini? Di rumah ini? Aku hanya sanggup
terhenyak. Ketika tanpa sengaja kutatap Mama, wajah Mama tak menampakkan
perubahan apa-apa. Tetap tenang dan teduh seperti biasanya.
“Mungkin kenyamananmu akan berkurang, Vi...”
Aku tersentak mendengar suara Papa. Kutatap
laki-laki itu.