* * *
Dua Belas
Sepasang mata coklat itu menghantamku dengan telak. Hingga aku perlahan merasa mulai tenggelam di dalamnya. Tanpa aku mampu mengelak. Otakku berteriak melarang, tapi perasaanku memberontak tanpa bisa terkendali. Pesonanya membungkusku sedemikian rapat. Membuatku nyaris kehabisan napas.
Tapi dia Gerd! Bukan Otto! Ada apa ini?