wayangku.wordpress.com |
Tiga belas tahun bukan waktu yang singkat, Kangmas
Untuk pertahankan kesucianku
Dalam balutan debar dan sejuta cemas
Kutunggu pembebasan melalui hadirmu
Untuk pertahankan kesucianku
Dalam balutan debar dan sejuta cemas
Kutunggu pembebasan melalui hadirmu
Ya, kau datang pada akhirnya
Ketika harap nyaris putus di tepi waktu
Hancurkan seluruh bumi Alengka
Dan bawa pulang aku bersamamu
Ketika harap nyaris putus di tepi waktu
Hancurkan seluruh bumi Alengka
Dan bawa pulang aku bersamamu
Tapi, Kangmas Rama
Tak percayamu sungguh buatku pilu
Tak adakah yang sepadan untuk seluruh jiwa dan cinta
Semua diriku hanya untukmu
Tak percayamu sungguh buatku pilu
Tak adakah yang sepadan untuk seluruh jiwa dan cinta
Semua diriku hanya untukmu
Perjuangan itu tak kau lihat
Setengah mati aku jauhi Rahwana yang gerayangan
Walau waktu dan ruang terasa pepat
Tapi aku mencoba bertahan dan terus bertahan
Setengah mati aku jauhi Rahwana yang gerayangan
Walau waktu dan ruang terasa pepat
Tapi aku mencoba bertahan dan terus bertahan
Apakah ini selingkuhmu dengan Walmiki?
Selingkuh sastra ‘tuk buat aku lara
Hingga aku tak lagi kau anggap suci
Tenggelamkan aku dalam kubangan nelangsa
Selingkuh sastra ‘tuk buat aku lara
Hingga aku tak lagi kau anggap suci
Tenggelamkan aku dalam kubangan nelangsa
Api
Kuminta api berasap bara
Biarkan jilatannya kunikmati
Walau panasnya membakar jiwa
Kuminta api berasap bara
Biarkan jilatannya kunikmati
Walau panasnya membakar jiwa
Kau tak pernah mencegah
Aku pun ragu masih cintakah kau padaku?
Atau ini hanya sekedar tuntutan egomu yang membuncah
Dan biarkan kebenaran menguap berlalu
Aku pun ragu masih cintakah kau padaku?
Atau ini hanya sekedar tuntutan egomu yang membuncah
Dan biarkan kebenaran menguap berlalu
Api ini sejuk, Kangmas
Karena kuasa Dewa Brahma
Hingga segalanya lunas
Ketika aku selamat masih berjiwa
Karena kuasa Dewa Brahma
Hingga segalanya lunas
Ketika aku selamat masih berjiwa
Tapi kau tahu hatiku, Sri Rama?
Sudutnya sudah retak hilang nyawa
Kadang aku berpikir tentang sepotong cinta Rahwana
Lebih besar daripada cinta yang kau punya
Sudutnya sudah retak hilang nyawa
Kadang aku berpikir tentang sepotong cinta Rahwana
Lebih besar daripada cinta yang kau punya
Aku memang hanya sekedar bayang pilu dan semu
Yang digoreskan Walmiki pada lembar lontar bersastra
Tapi seutuhnya jiwaku
Ada pada perempuan-perempuan pengembara dunia
Yang digoreskan Walmiki pada lembar lontar bersastra
Tapi seutuhnya jiwaku
Ada pada perempuan-perempuan pengembara dunia
* * * * *
(Dewi Shinta, Ramayana)
Saya menyukai ini. Oke banget...!!!
BalasHapus